Sang rembulan pun merinda,
karena cinta menjadi pilu.
Kini dia dan mereka tahu,
rasa itu terperangkap harapmu.
Sejarah bagaikan kakek bisu,
untukmu bayangan masa lalu.
(Sekretariat Yayasan Insan Cita, Pohuwato, 18 Oktober 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!