Pergi ke taman di pagi hari,
Menikmati udara segar dan mentari berseri.
Saat menstruasi datang menghampiri,
Bolehkah kita tetap berolahraga seperti biasa ini?
Menstruasi sering kali dianggap sebagai masa yang menyulitkan bagi banyak wanita.
Perubahan hormon yang terjadi dapat mempengaruhi suasana hati, energi, dan performa fisik.
Akibatnya, muncul pertanyaan apakah wanita boleh dan aman berolahraga selama periode menstruasi.
Dilasir dari Science Daily, Rabu (11/6/2024), penelitian terbaru menunjukkan bahwa jenis kognisi tertentu dapat berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi, yang berdampak pada risiko cedera dan aspek kesehatan wanita lainnya.
Risiko cedera saat menstruasi
Penelitian kedokteran olahraga sebelumnya mengindikasikan bahwa wanita lebih berisiko mengalami ceder terkait olahraga selama fase luteal, yaitu periode antara ovulasi dan menstruasi.
Risiko ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormonal signifikan yang terjadi selama siklus menstruasi.
Namun, bagaimana tepatnya perubahan hormonal ini berhubungan dengan peningkatan risiko cedera masih belum sepenuhnya dipahami.
Baca Juga: Terlalu Sering Menahan BAB? Kenali Bahaya yang Mengintai Kesehatan AndaÂ
Dalam studi yang dipublikasikan di Neuropsychologia ini, para peneliti dari UCL dan ISEH mengumpulkan data dari 241 peserta yang menyelesaikan serangkaian tes kognitif setiap 14 hari.
Para peserta juga mengisi skala suasana hati dan kuesioner gejala dua kali selama penelitian.Â
Fase siklus menstruasi para peserta diperkirakan menggunakan aplikasi pelacakan periode.Â
Tes kognitif ini dirancang untuk meniru proses mental yang sering terjadi dalam olahraga tim.Â
Dalam satu tes, peserta diperlihatkan wajah tersenyum atau mengedipkan mata dan diminta menekan spasi hanya ketika mereka melihat wajah tersenyum, untuk menguji penghambatan, perhatian, waktu reaksi, dan akurasi.Â
Tes lainnya meminta peserta mengidentifikasi bayangan cermin dalam tugas rotasi 3D, yang menilai kognisi spasial.Â
Tes ketiga meminta peserta mengklik ketika dua bola di layar bertabrakan, mengukur waktu spasial.Â
Saat menstruasi kinerja wanita lebih baik
Meskipun peserta melaporkan merasa lebih buruk selama menstruasi dan menganggap hal ini berdampak negatif pada kinerja mereka, hasilnya menunjukkan sebaliknya.
Waktu reaksi mereka lebih cepat dan mereka membuat lebih sedikit kesalahan.
Misalnya, dalam tugas menggerakkan bola, waktu reaksi mereka rata-rata 10 milidetik (12%) lebih akurat, dan mereka menekan spasi pada waktu yang salah 25% lebih sedikit dalam tugas penghambatan.Â
Namun, waktu reaksi peserta lebih lambat selama fase luteal, yang dimulai setelah ovulasi dan berlangsung antara 12-14 hari hingga awal menstruasi.Â
Mereka rata-rata 10-20 milidetik lebih lambat dibandingkan fase lainnya, meskipun tidak membuat lebih banyak kesalahan pada fase ini.Â
Baca Juga: Studi: Memeluk Pohon dapat Mengurangi Stres, Kok Bisa?
Pandangan para ahli tentang penelitian ini
Dr. Flaminia Ronca, penulis utama studi dari UCL Division of Surgery and Interventional Science dan ISEH, menyatakan: "Penelitian menunjukkan bahwa atlet wanita lebih mungkin mengalami cedera olahraga tertentu selama fase luteal, diduga karena perubahan biomekanik akibat variasi hormonal."Â
"Namun, saya yakin perubahan fisik saja tidak cukup menjelaskan hubungan ini. Progesteron memiliki efek penghambatan pada korteks serebral, sementara estrogen menstimulasinya, sehingga dapat mempengaruhi waktu reaksi. Cedera mungkin disebabkan oleh perubahan waktu reaksi atlet sepanjang siklus," sambungnya.Â
Ia juga menambahkan bahwa kinerja peserta yang lebih baik saat menstruasi menantang asumsi tentang kemampuan wanita saat menstruasi buruk.Â
Dr. Ronca berharap temuan ini akan mendorong percakapan positif antara pelatih dan atlet mengenai persepsi dan performa.Â
Dr. Megan Lowery, juga dari UCL Surgery and Interventional Science dan ISEH, mengatakan: "Banyak wanita melaporkan merasa canggung sebelum ovulasi, yang didukung oleh temuan kami. Memahami perubahan otak dan tubuh selama sebulan dapat membantu wanita beradaptasi."Â
Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi temuan ini adalah langkah penting untuk memahami bagaimana kognisi perempuan mempengaruhi kinerja atletik mereka selama siklus menstruasi.
Baca Juga: Ternyata Tertawa Memberikan Manfaat Bagi Kesehatan
Profesor Paul Burgess dari Institut Ilmu Saraf Kognitif UCL menambahkan: "Data menunjukkan bahwa wanita yang menstruasi baik atlet maupun bukan, cenderung memiliki performa yang bervariasi pada tahap tertentu dalam siklusnya."Â
"Sebagai ahli saraf, saya berharap penelitian kami akan mendorong minat lebih lanjut dalam bidang penting ini dalam kedokteran olahraga," pungkas Paul.Â
Penelitian ini memberikan wawasan baru yang penting tentang bagaimana fluktuasi kognisi selama siklus menstruasi dapat mempengaruhi risiko cedera dan kinerja atletik wanita.Â
Harapannya, temuan ini akan membantu meningkatkan dialog positif dan pemahaman antara pelatih dan atlet tentang kinerja dan kesejahteraan wanita sepanjang siklus menstruasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H