Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Me-Lebah-kan PKB Ala Gus Muhaimin

18 Agustus 2019   16:03 Diperbarui: 18 Agustus 2019   16:13 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: galleryofsocial.com

Dari nukilan ayat tadi tersirat bahwa mulai dari cara lebah berkomunikasi, pembagian perannya, tempat hinggapnya, sumber makanannya, hingga yang ia keluarkan (madu) nyaris tidak tercampuri hal-hal yang kotor, semuanya indah.

Penulis kira, kias lebah sangat pas dengan momentum PKB yang telah meninjak usia 21 tahun ini. Mengiaskan sesuatu yang mengandung limpahan faedah bukan perkara asing bagi warga PKB yang mayoritas kaum santri dan pesantren.

Mengiaskan lebah sekaligus menjadikan inspirasi perjuangan politik menggambarkan niat mulia Gus Muhaimin dan PKB dalam ikhtiarnya mengembalikan politik kepada marwahnya yang mulia dan luhur sebagai media "melayani". Karena sejatinya politik beroriantasi melayani terhadap kemaslahatan publik. 

Me-Lebah-kan PKB

PKB merupakan partai politik berbasis masa Islam yang hingga kini istikomah dan konsisten memegang teguh nilai juang Islam Ahlusunnah Waljama'ah ala NU sebagai induk ideologisnya setiap kali melahirkan gagasan pemikiran dan langkah politiknya.

Kebangsaan, kemanusiaan, keadilan dan demokrasi sebagai aras ideologis PKB senantiasa terus dihujamkam kedasar bumi hingga ia tetap berdiri kokoh. Karena nilai inilah yang diwariskan para Muassis (pendiri) NU yang berkontribusi langsung atas kemerdekaan bangsa ini.

Nilai kebangsaan, kemanusiaan, keadilan dan demokrasi PKB tak ubahnya seperti sel-sel yang membentuk sarang lebah berbentuk segi enam yang konon mengandung zat lilin sebagai perekatnya dan berfungsi menyimpan "madu" kemaslahatan.

Tekad kuat Gus Muhaimin "Melebahkan" PKB tentu tidak berorientasi pada dirinya sendiri, sebagai trah pendiri NU beliau sadar betul bahwa warga PKB yang mayoritas Nahdiyin perlu merapatkan barisan dan menguatkan kawan seiring sehingga kemaslahatan publik bisa tersebar lebih luas.

Muktamar di Bali mulai tanggal 20 Agustus 2019 besok tentu menjadi momentum penting "melebahkan PKB'. Para "lebah" berkumpul, membangun sistem kerja 'gotong-royong' sehingga membentuk sarang heksagonal yang kelak menghasilkan "madu" terbaik yang ditebar menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

NU yang melahirkan PKB memiliki pengalaman sejarah dan merasakan pahit getir merawat, membina, ngemong para jama'ahnya sehingga hari ini menjadi Jam'iyyah terbesar di dunia. Itulah warisan bagi PKB, tinggal bagaimana membangun sinergi yang baik antara kultural dan struktural, antara pengurus dengan konstituennya.

Muktamar PKB besok merupakan forum permusyawaratan tertinggi sekaligus forum strategis mengencangkan tali istikomah dan komitmen yang sudah terpelihara selama 21 tahun dalam membangun demokrasi negeri ini. Segala gagasan, program kerja, agenda politik dan rekomendasinya akan dijadikan aras berpijak untuk lima tahun kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun