Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cak Imin, Asian Games dan Anti Sampah

8 Mei 2018   13:14 Diperbarui: 8 Mei 2018   14:41 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya, dari aspek sosia sampah dapat menyebabkan menurunnya kerukunan antar warga, terlebih ketika ada warga yang membuang sampah sembarangan yang berakibat lingkungan menjadi kotor, bau dan tidak nyaman.

Sementara itu,dari aspek ekonomi, sampah terbukti dapat memberikan efek negatif terhadap sektor pariwisata. Lingkungan wisata yang bersih dan asri sejatinya menjadi iklan yang murah bagi pengembangan sektor ini karena ia akan bekerja dari mulut ke mulut.

Mengelola sampah dengan baik tanpa memunculkan masalah merupakan idaman bagi setiap kita. Lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah akan berkontribusi positif terhadap kualitas hidup masyarakatnya, terlebih resiko timbulnya penyakit menjadi rendah.

Penulis kira, aksi nyata Cak Imin dan relawan lainnya terkait kampanye anti sampah plastik merupakan kesadaran yang lahir bersama-sama sehingga membutuhkan kepedulian yang lebih banyak dari siapa pun yang ingin ciptakan lingkungan tempat tinggalnya terbebas dari sampah, terlebih sampah plastik.

Qiyas Sampah

Dari kegiatan kampanye anti sampah plastik Cak Imin bersama menteri dari PKB dan relawan lainnya penulis menangkap sisi lain yang meluputinya. Kegiatan itu penulis kira mengandung qiyas atau analogi yang tersirat terkait realitas kehidupan kita hari ini.

Secara dhohiriah memang kampanye anti sampah plastik, tetapi secara batiniah mengandung makna kampanye anti kebencian, fitnah, adu domba, kekerasan dan kotoran hati lainnya yang sedang mewabah masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.

Pada konteks itu, sebagai Panglima Santri Cak Imin secara tidak langsung sedang berdakwah kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesucian hati dan kebersihan pikiran. Betapa tidak, kini orang semakin mudah terprovokasi oleh berita hoax yang belum tentu terjamin kebenarnnya sehingga ia semakin gampang marah, tersinggung dan akhirnya saling serang satu sama lain.

Manusia diciptakan dengan fitrahnya sebagai makhluk politik, politikus (khalifah). Tidak berlebihan bila ia kemudian tak luput dari perbedaan pandangan dalam menjalani proses kehidupannya, maka tak jarang bila ia bersinggungan satu sama lain.

Penulis kira politik itu fitrah, karenanya manusia memiliki potensi menjadi politikus. Apabila kapasitasnya besar maka ia akan menggunakan potensi politiknya untuk melakukan hal-hal besar yang berorientasi untuk kemaslahatan. Sebaliknya, apabila kapasitasnya kecil, ia hanya bisa menggunakannya untuk hal-hal yang kecil dan cenderung berorientasi jangka pendek (pragmatis).

Mafhum muwafaqoh (makna seiring)-nya dari analogi tadi bahwa orang yang bersih hatinya dan jernih pikirannya, niscaya ia akan menggunakan potensi politiknya untuk hal-hal yang mulia, positif bahkan lebih konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun