Mohon tunggu...
Usamah Alfaatih
Usamah Alfaatih Mohon Tunggu... Freelancer - Bijak dalam berkarya

Menjadi pribadi tangguh

Selanjutnya

Tutup

Money

Membangun Bisnis dengan Visi Kematian

7 Januari 2020   12:38 Diperbarui: 7 Januari 2020   12:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Membangun Bisnis dengan Visi Kematian

Oleh Usamah Al-Faatih

Perjalanan kehidupan tentu membutuhkan perjuangan dan kegigihan. Tentu dalam perjalanannya akan banyak ditemukan rintangan dan cobaan. Tak dipungkiri lagi jika seseorang memerlukan semangat pantang menyerah dalam berjuang dan juga kegigihan dalam menghadapi rintangan dan cobaan.

Semangat pantang menyerah dan kegigihan dalam menghadapi cobaan dan rintangan dapat dibangun dengan cara memiliki satu tujuan hidup yang jelas dan strategi yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut.

Memiliki tujuan tentu merupakan suatu hal yang mendasar dan fundamental bagi seorang manusia dalam menjalani kehidupan. Jika saja seseorang manusia tidak dapat mengetahui apa tujuan hidup yang sedang dijalani, maka perjalanan hidup yang dilalui saat ini akan mengalami satu titik rasa kejenuhan karena tidak ada suatu hal yang sedang dan atau akan dicapai.

Dalam islam, tujuan hidup seseorang sudah sangat jelas dan terang digambarkan di dalam Al-Qur'an. Allah Subhanahu Wa Ta'ala sudah menjelaskan di dalam Al-Qur'an Surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi :

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Seorang manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala memiliki tujuan utama yaitu beribadah kepada Allah. Bahkan jin sekalipun diciptakan juga memiliki tujuan yang sama yakni beribadah kepada-Nya.

Segala macam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan harus senantiasa diniatkan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan begitu, sudah sangat jelas manusia diciptakan bukan hanya sekedar menikmati kesenangan dunia semata tanpa ada arah dan tujuan hidup yang dicapai namun kehidupan yang dijalani harus dilandaskan niat beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mengharap ridho dari-Nya.

Berbisnis atau berdagang merupakan salah satu aktivitas produktif yang dilakukan oleh sebagian manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan aktivitas bisnis yang dilakukan, seseorang dapat mendapatkan imbal hasil berupa materi atau harta yang digunakan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup yang dijalani.

Namun, dalam berbisnis tentu tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup semata, lebih memiliki makna yang lebih dalam lagi jika bisnis yang dibangun tentu memiliki kebermanfaatan yang luas tidak hanya untuk diri sendiri dan kerabat sekitar tetapi juga memiliki kebermanfaatan yang meluas bagi orang-orang disekitar.

Seorang pengusaha tentu akan menemukan segala macam rintangan dan cobaan dalam perjalanan membangun bisnis. Persaingan yang semakin tinggi membuat seorang pengusaha dituntut untuk tetap menjaga stabilitas konsistensi dan semangat perjuangan.

Suatu bisnis akan mengalami kemunduran jika penggerak roda bisnis tersebut mengalami penurunan konsistensi dan semangat dalam berjuang. Dengan melemahnya spirit seoarang pengusaha dalam berbisnis akan mengantarkan bisnis tersebut pada jurang kehancuran.

Menjaga stabilitas konsistensi dan semangat dalam merintis suatu bisnis tentu memerlukan perjuangan dan stock kesabaran yang tidak sedikit. Agar bisnis tersebut tetap eksis dan bertahan dari persaingan yang tinggi memang memerlukan suatu hal yang mendasar dan menjadi pemicu semangat di kala jenuh dan putus asa.

Bisnis akan memiliki daya tahan yang tinggi jika bisnis tersebut dibangun atas dasar pondasi atau tujuan bisnis yang mengakar kuat di dalam diri seorang pengusaha. Visi yang jelas dan terarah akan mengantarkan suatu bisnis ke arah kesuksesan.

Suatu visi atau tujuan dibangun atas dasar untuk apa seseorang bergerak dan melangkah ke depan. Seorang pengusaha melangkah ke depan, berjuang membangun suatu bisnis tentu diawali dari keinginan untuk mendapat kehidupan yang dicita-citakan.

Segala bentuk materi yang dapat membawa kesuksesan hidup akan terus diraih bagaimanapun caranya.

Jika seorang muslim diciptakan dan menjalani kehidupan di muka bumi atas dasar untuk menjalankan ibadah yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah perintahkan dalam syari'at islam, maka perjuangan seorang pengusaha muslim berbeda, mereka melangkah ke depan tidak hanya untuk mencapai apa yang dicita-citakan, tetapi juga memastikan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun bisnis tersebut tidak menyalahi syari'at islam sehingga ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetap berjalan beriringan.

Stephen Covey dalam bukunya 7 Habbits of Highly Effective People menjelaskan konsep Begin with the End in Mind (mulai dari tujuan akhir). Konsep ini menggambarkan bahwa setiap aktivitas yang akan mulai dilakukan, mesti diawali dari pemahaman tujuan akhir.

Artinya, bisnis yang sedari awal dirintis seharusnya dimulai dari konsep bagaimana tujuan akhir dari bisnis yang dijalani. Itulah yang dinamakan visi. Bagaimana masa depan yang ingin kita gambarkan atas bisnis yang sedang dirintis. (Covey, 2015)

Menjadi seorang pengusaha, khususnya pengusaha muslim tentu sangat dianjurkan dalam islam. Dengan menjadi seorang pengusaha, kebermanfaatan dari bisnis yang suskes akan memberikan dampak positif yang meluas tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga meluas kepada kerabat disekitar.

Tentu sebagaimana telah diketahui bahwa merintis suatu bisnis memerlukan semangat dan konsistensi yang besar. Semangat dan konsistensi dapat terjaga stabilitasnya jika seorang pengusaha memiliki tujuan atau visi mendasar yang mengakar kuat dalam bisnis yang sedang dirintis.

Jika stephen covey di dalam bukunya "7 Habbits of Highly Effective People" mengajarkan kepada pembacanya bahwa menjadi seorang manusia yang efektif adalah manusia yang memiliki tujuan dan memulai kehidupan dari rancangan tujuan akhir dari kehidupan maka dalam islam juga Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Bahwa dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertakwa dan memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Artinya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk memulai kehidupan dengan merancang bagaimana akhir dari perjalanan kehidupan yang ingin dicapai.

Sehingga sebagai seorang pengusaha muslim harus memerhatikan tidak hanya kesuksesan dirinya saja, tetapi seorang pengusaha muslim harus memiliki visi kematian, yaitu suatu hal yang tidak hanya keuntungan untuk diri pribadi saja, tetapi kebermanfaatan apa yang ingin dicapai atas bisnis yang dibangun sebelum ia bertemu dengan ajal.

Sebagai contoh "Aku akan menyisihkan sebagian keuntungan dari bisnis yang aku punya untuk mendirikan satu rumah sakit gratis untuk para dhu'afa sebelum diriku bertemu dengan aja" sehingga perjalanan dalam membangun bisnis memiliki tujuan yang mulia, terdapat keberkahan, kebermanfaatan yang luas, serta diujung tujuan akhir adalah mendapat balasan berupa ridho dan syurga dari-Nya.

Sumber Referensi :
Al-Qur'an
Covey, S. R. (2015). the 7 Habbits of Highly Effective People. Jakarta: Dunamis Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun