Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Etika yang Tertinggal di Sini (Sebuah Catatan Kelam Negeri)

17 Februari 2024   19:19 Diperbarui: 17 Februari 2024   19:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin ada peristiwa bersejarah yang telah sengaja digoreskan

Oleh sekelompok pengkhianat negeri yang bertopengkan dewata

Mereka memangku jabatan dan duduk dekat singgasana raja

Keluarga dan kerabat dari si raja yang memperingatkan "kematian"

Peristiwa itu melahirkan keharaman aturan

Kebiadaban kekuasaan yang menjerat banyak pihak

Untuk tidak lagi memiliki hak

Di depan Pancasila dan keadilan

Pengkhianat ini memiliki seribu alasan

Untuk menutupi borok kebusukan

Yang akan menyerbak sesekali dan tertutup lagi dengan keharuman

Sebuah kasturi yang diambil dari kekejaman

Selama satu dekade, rupanya mereka berkoalisi

Untuk membentuk sebuah aliansi

Yang mengatasnamakan "demokrasi harga mati"

Tapi menjadi ajang perlombaan dari hasil tirani

Ada yang menang dan ada yang kalah

Yang menang akan bertengger dengan gagah

Dan yang kalah akan dimakan hidup-hidup oleh penguasa

Agar tidak berulah apalagi mengancam kekuasaannya

Terlalu picik dan licik

Tapi itulah mereka yang cerdik

Membuah seolah tidak terjadi apa-apa

Padahal tangan penuh darah rakyat yang menderita

Bahkan etika saja mereka tidak punya

Karena bosan untuk diterapkan

Akhirnya di tinggalkan

Di sini, di bawah kaki mereka

Sebuah catatan kelam negeri

Yang tidak seharusnya tertuliskan

Tapi itulah kenyataan, negeriku mati saat ini

Lampung, 17 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun