Kemarin ada peristiwa bersejarah yang telah sengaja digoreskan
Oleh sekelompok pengkhianat negeri yang bertopengkan dewata
Mereka memangku jabatan dan duduk dekat singgasana raja
Keluarga dan kerabat dari si raja yang memperingatkan "kematian"
Peristiwa itu melahirkan keharaman aturan
Kebiadaban kekuasaan yang menjerat banyak pihak
Untuk tidak lagi memiliki hak
Di depan Pancasila dan keadilan
Pengkhianat ini memiliki seribu alasan
Untuk menutupi borok kebusukan
Yang akan menyerbak sesekali dan tertutup lagi dengan keharuman
Sebuah kasturi yang diambil dari kekejaman
Selama satu dekade, rupanya mereka berkoalisi
Untuk membentuk sebuah aliansi
Yang mengatasnamakan "demokrasi harga mati"
Tapi menjadi ajang perlombaan dari hasil tirani
Ada yang menang dan ada yang kalah
Yang menang akan bertengger dengan gagah
Dan yang kalah akan dimakan hidup-hidup oleh penguasa
Agar tidak berulah apalagi mengancam kekuasaannya
Terlalu picik dan licik
Tapi itulah mereka yang cerdik
Membuah seolah tidak terjadi apa-apa
Padahal tangan penuh darah rakyat yang menderita
Bahkan etika saja mereka tidak punya
Karena bosan untuk diterapkan
Akhirnya di tinggalkan
Di sini, di bawah kaki mereka
Sebuah catatan kelam negeri
Yang tidak seharusnya tertuliskan
Tapi itulah kenyataan, negeriku mati saat ini
Lampung, 17 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H