Mohon tunggu...
Ursula Dyah
Ursula Dyah Mohon Tunggu... Guru - Teacherpreneur

Teacher, Trainer and Educator. Founder of Bintang Kejora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bingkai Retak

6 Januari 2025   18:51 Diperbarui: 6 Januari 2025   18:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahun demi tahun berlalu. Meski Rini mencoba mempertahankan rumah tangganya, status mereka menggantung selama delapan tahun. Wawan tidak tinggal di rumah mereka lagi, sementara Rni memilih untuk pulang ke kampung halamannya. Wawan pun tidak berani untuk menemui istri dan anaknya. 

Setelah delapan tahun tanpa kejelasan, Rini yang selalu memukau dan memiliki relasi cukup banyak terus melangkah maju. Ia semakin bersinar dalam kariernya sebagai pengajar. Kreativitas, ide-ide segar, dan dedikasinya membuatnya diangkat menjadi kepala sekolah. Semua orang menghormatinya, tetapi di balik senyumnya yang anggun, ia menyimpan luka yang mendalam.

Sinta tumbuh menjadi gadis remaja yang mandiri dan cerdas. Ia tahu bahwa pernikahan orangtuanya sudah tidak lagi seperti dulu, tetapi ia tetap mencintai keduanya. Pada pesta ulang tahun anaknya yang ke-20, Rini akhirnya mengambil keputusan besar.

"Sinta, kamu sudah dewasa sekarang dan sudah duduk di bangku kuliah, Ibu sudah membuat keputusan besar yaitu bercerai dari Ayahmu," ujarnya di meja makan.

Sinta terdiam sejenak. "Kenapa, Bu?"

"Ibu sudah mencoba segalanya. Tapi Ayahmu sudah memilih jalannya sendiri. Ibu pikir, ini yang terbaik untuk kita semua," jawab Rini sambil menggenggam tangan putrinya.

Sinta mengangguk pelan. "Aku selalu mendukung Ibu. Aku tahu Ibu kuat."

"Ibu belajar merelakan dan melepaskan ayahmu dan memulai hidup damai dengan keadaan. Ibu yakin ini akan membuat hidup kita lebih bebas dari rasa sakit yang menghantui kita selama ini."

Proses perceraian berjalan cepat. Meski salama penantian itu pun Wawan yang sudah menikah dengan Maya tanpa sepengetahuan Rini. Namun, kehidupan barunya tidak seindah yang ia bayangkan. Hubungannya dengan Maya penuh dengan konflik, dan akhirnya berakhir dengan perceraian juga. Sementara itu, Rini semakin bersinar. Ia menjadi pembicara di berbagai seminar pendidikan, menulis buku, dan bahkan membuka lembaga pelatihan untuk guru-guru muda.

Suatu hari, ketika Sinta sudah bekerja dan tinggal di luar kota, Wawan datang ke rumah Rini. Ia tampak kusut, jauh dari sosoknya yang dulu tampan dan penuh percaya diri.

"Rin, aku ingin minta maaf," ujarnya lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun