Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, banyak dari kita tanpa sadar menghabiskan waktu dengan ponsel di tangan. Notifikasi dari Instagram, TikTok, atau X (dulu Twitter) seakan memanggil tanpa henti. Meski media sosial memiliki manfaat besar, seperti menjadi sumber hiburan, informasi, hingga alat untuk membangun personal branding, penggunaan berlebihan justru bisa membawa dampak buruk.
Artikel ini akan membahas beberapa efek negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan, seperti menurunnya fungsi otak, rasa takut ketinggalan tren, perundungan di dunia maya, hingga terganggunya hubungan sosial.
Enam efek negatif yang akan dibahas tersebut adalah:
Berikut penjelasannya:
1. Brain Rot
Istilah brain rot menggambarkan penurunan kemampuan otak akibat kebiasaan mengonsumsi konten instan di media sosial. Fitur seperti infinite scroll dan video pendek membuat otak terus mendapatkan stimulasi cepat, sehingga melemahkan kemampuan untuk fokus, berpikir mendalam, atau mengingat informasi penting. Akibatnya, kita jadi lebih mudah bosan pada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi lebih, seperti membaca buku atau belajar.
Lebih buruknya lagi, brain rot dapat menguras energi mental, membuat kita merasa lelah meski fisik tidak melakukan aktivitas berat. Jika dibiarkan, kreativitas juga akan terpengaruh karena otak terlalu sibuk mengolah informasi dangkal yang sering kali tidak relevan.
2. FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO adalah perasaan takut ketinggalan tren atau momen yang sedang dinikmati orang lain. Misalnya, saat melihat teman-teman memposting liburan, menghadiri konser, atau mencoba tempat makan baru, Anda mungkin merasa hidup Anda kurang menarik.
Efek FOMO tidak sepele. Ini dapat memicu rasa insecure, keinginan untuk selalu terlihat "ikut" dalam tren, hingga tekanan mental akibat membandingkan diri dengan orang lain. Sayangnya, perasaan ini sering kali hanya ilusi karena apa yang ditampilkan di media sosial belum tentu mencerminkan kehidupan sebenarnya.