Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Giveaway

6 Juli 2024   13:59 Diperbarui: 6 Juli 2024   14:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri, drawn by ai

Kata-kata ayahnya membangkitkan semangat Andi. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir keraguan yang menyelimutinya. Saat kembali ke lapangan untuk memulai set kedua, ada tekad baru dalam pandangannya.

Set kedua dimulai dengan ketegangan yang lebih tinggi. Ronald tetap bermain dengan gaya agresifnya, namun Andi kini bermain lebih tenang dan taktis. Ia mengatur setiap pukulan dengan strategi yang matang, mencari celah di pertahanan Ronald. Skor berjalan ketat, namun perlahan Andi mulai unggul.

"Set kedua dimenangkan oleh Andi dengan skor 22-20!" Komentator berteriak, dan penonton bersorak lebih keras. Andi mengangkat tangannya, memberi salam pada penonton yang mendukungnya. Ia menoleh ke ayahnya yang berdiri di tepi lapangan, tersenyum penuh bangga.

Pertandingan memasuki set ketiga, set penentuan. Andi dan Ronald saling beradu kekuatan dan strategi. Ronald terlihat mulai frustasi dengan perlawanan sengit Andi, kekalahan di set kedua melemahkan mentalnya. Sementara Andi bermain dengan semangat yang luar biasa.

Pada skor 19-19, ketegangan mencapai puncaknya. Andi melakukan smash keras yang diantisipasi dengan baik oleh Ronald. Keduanya terlibat dalam rally panjang yang menegangkan. Andi kemudian melakukan pukulan drop shot yang mengejutkan Ronald, membuatnya tak sempat mengembalikan bola dengan baik.

"Andi memimpin 20-19! Game point! Satu poin lagi untuk kemenangan!" teriak komentator.

Andi berusaha tetap tenang. Ia ingat kata-kata ayahnya, "Mainkan permainanmu sendiri, fokus!." 

Ronald melakukan servis terakhirnya. Andi menerima dengan baik, dan keduanya kembali terlibat dalam rally cepat. Ronald mencoba smash, namun Andi dengan reflek cepat mengembalikannya dengan lob tinggi.

Pengembalian Ronald tanggung, Andi tak membuang kesempatan, ia melakukan smash keras ke sudut lapangan yang tak terjangkau. Bola mendarat sempurna.

"Andi menang! Luar biasa! Andi memenangkan pertandingan final dengan skor 21-19!" 

Sorakan penonton meledak. Andi jatuh berlutut, lalu bersujud. Ayahnya berlari ke arahnya, memeluk Andi erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun