Apakah mereka layak disebut juara?
Belum tentu!
Mengapa?Â
Untuk meraih titel juara sejati, mereka harus mampu menang di pertandingan sesungguhnya, di sebelas bulan setelah Ramadan; Syawal, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan seterusnya.
Mereka harus dapat mempertahankan apa yang diraih (ibadah) selama bulan Ramadan, di sebelas bulan berikutnya.
Namun kalau baca al-Quran sesempatnya, salat berjamaah ke masjid jarang, salat malam kadang-kadang, bergosip dan berdusta menjadi kebiasaan lagi, maka mereka akan seperti Budi, yang hanya menang saat latihan. Sehingga tidak layak disebut juara.
Lebih baik menjadi Dudi, yang biasa-biasa saja selama Pelatnas, tapi menang di pertandingan sesungguhnya.
Tentu idealnya, juara di Pelatnas sekaligus juara juga di pertandingan sesungguhnya.
Semoga kita diberi kekuatan untuk mempertahankan prestasi selama bulan Ramadan di sebelas bulan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H