3. Sistem ini cukup sederhana dan mudah dimengerti oleh pemilih.
Kekurangannya:
1. Sistem Distrik Kurang representatif, hanya partai-partai politik besar saja yang mampu meraih suara terbanyak. Suara minoritas tidak diperhitungkan, banyak suara terbuang akibat peraih suara terbanyak sebagai pemenang dan berhak meraih satu kursi lembaga perwakilan.
2. Wakil rakyat yang terpilih cenderung memperhatikan warga di distriknya dibandingkan di distrik lain.
3. Menghalangi perkembangan multipartai yang plural.
4. Mendorong tumbuhnya partai etnis atau kesukuan.
5. Sistem ini tidak relevan diterapkan di negara dengan tingkat pluralias masyarakat yang cukup tinggi.
Mana yang lebih baik untuk sistem Pemilu di Indonesia, Distrik atau Proporsional? Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H