Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Catatan Debat Cawapres: Muhaimin Gentleman, Gibran Lakukan Question Trap

29 Desember 2023   14:34 Diperbarui: 29 Desember 2023   14:34 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melaksanakan debat kedua dari lima agenda debat capres-cawapres. Berbeda dengan debat pertama yang mempertemukan ketiga calon presiden (capres), kali ini yang berdiri di podium adalah para cawapres. Debat kedua memang agendanya debat cawapres (calon wakil presiden).

Beberapa hari menjelang debat cawapres, masyarakat menunggu-nunggu layaknya menunggu final Liga Champions.

Tentu saja yang ditunggu masyarakat itu lebih kepada ingin melihat tampilan cawapres nomor dua, Gibran Rakabuming Raka. Sikap lebih banyak diamnya saat diwawancara, maupun ketidakhadirannya saat diundang debat oleh berbagai institusi, mengundang kepenasaran masyarakat.

Kepenasaran kedua masyarakat sehingga tak sabar menunggu acara debat cawapres adalah ingin melihat episode kedua 'duel' antara nomor satu dengan nomor dua.

Sebagaimana diketahui bersama, di debat capres yang diselenggarakan dua pekan yang lalu, terjadi 'saling tembak' antara Anies Baswedan (capres nomor urut satu) dengan Prabowo Subianto (capres nomor urut dua).

Sudah banyak dibahas di podcast, di acara talkshow beberapa televisi, atau ditulis di media oleh beberapa pengamat, Anies Baswedan mengungguli Prabowo Subianto.

Sehingga, di acara debat cawapres tadi malam, banyak pemirsa yang menunggu-nunggu tanya jawab antara Muhaimin dengan Gibran.

Dengan tidak bermaksud merendahkan Pro. Mahfud Md (cawapres nomor urut tiga), artikel ini hanya akan mengulas apa yang ditunggu-tunggu masyarakat, tanya-jawab antara Muhaimin dengan Gibran.

Baca juga: Memahami Parpol

Secara umum, penampilan ketiga cawapres saat debat tadi malam cukup berimbang,

Lembaga analisis Drone Emprit mengungkap sentimen netizen terhadap tiga cawapres di platform media sosial X (semula Twitter).

Dalam analisis itu, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka paling banyak mendapat sentimen positif, tapi angkanya sangat tipis dengan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD yakni hanya satu persen.

Di sisi lain, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mendapat sentimen positif paling sedikit dalam acara debat cawapres Pemilu 2024 yang digelar di JCC, Senayan, tersebut.

Pertanyaan Gibran kepada Muhaimin

Momen yang masyarakat tungu-tunggu terjadi saat Gibran bertanya kepada cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar mengenai cara mendongkrak peringkat Indonesia di SGIE.

SGIE merupakan singkatan dari State of the Global Islamic Economy. Namun Cak Imin mengaku tak tahu apa itu SGIE.

Cak Imin tidak langsung menjawab, malah balik bertanya, "Saya tidak paham apa itu SGIE?"

Mengetahui rivalnya tak paham, Gibran kemudian menjelaskan, "Kita, kan, sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, otomatis kita juga harus ngerti masalah SGIE, yaitu State of Global Islamic Ecomic. Misalnya yang sudah masuk peringkat 10 besar adalah makanan halal dan skincare halal kita, fashion kita, itu yang saya maksud, Gus."

Setelah mendengar penjelasan Gibran, Cak Imin langsung memberi tanggapannya dengan mengatakan, "Memang pertanyaan ini sungguh penting, karena Indonesia dengan jumlah islam terbanyak di dunia sekaligus bukan hanya sebagai pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, pasar perbankan syariah, tapi juga punya potensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia."

Beberapa catatan saya atas adegan di atas sebagai berikut,

Muhaimin Iskandar 'tanpa malu' bertanya balik kepada penanya (Gibran) karena ketidaktahuannya tentang SGIE, hal yang ditanyakan. Sikap Muhaimin menurut saya gentleman, tidak memaksakan menjawab pertanyaan. Dan ini menurut saya salah satu etika dalam dialog atau debat, menanyakan kembali apa yang ditanyakan saat tidak paham dengan pertanyaan yang diajukan.

Sepertinya Gibran meniru Jokowi saat debat dengan menggunakan istilah asing. Sebelum mengajukan pertanyaan ke Muhaimin, Gibran bertanya kepada Mahfud Md tentang Carbon Capture and Storage (CCS). Sayang, saat bertanya kepada Muhaimin tentang SGIE, Gibran melafalkannya dengan bahasa Indonesia, padahal itu bahasa Inggris. Harusnya Gibran bertanya dengan mengatakan 'es-ji-ai-i' bukan 'es-ge-i-e', sehingga wajar kalau Muhaimin kebingungan.

Pertanyaan Gibran tentang SGIE tidak tepat, kalau tidak ingin disebut salah. Gibran bertanya, "Bagaimana langkah menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?"

SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy. SGIE adalah report. Mungkin (seharusnya) yang ditanyakan Gibran adalah GIEI atau Global Islamic Economy Indicator. Jadi, yang perlu dinaikkan itu indikator, GIEI. SGIE hanya report tentang GIEI.

Ini seperti pertanyaan tentang indeks korupsi. Salah besar kalau bertanya, "Bagaiamana meningkatkan GCR Indonesia?" karena GCR itu Global Corruption Report. Padahal seharusnya 'Bagaimana menaikan peringkat CPI (Corruption Perceptions Index)'

Sepertinya Gibran selain tidak hafal kepanjangannya, juga tidak tahu esensi persoalan yang ditanyakan.

Pertanyaan Muhaimin kepada Gibran

Selanjutnya cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar, bertanya (meminta) kepada cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, tips cara mendapatkan proyek-proyek besar seperti yang didapat kota Solo.

"Saya ingin Pak Gibran menyampaikan tips and trick agar bupati, wali kota, dan Pemda yang lain bisa belajar. Proyek-proyek besar bisa ada dimasukkan di Kota Solo, bagaimana caranya ini?" Demikian pertanyaan Cak Imin.

Semua pemirsa tahu arah pertanyaan Cak Imin ini, bahkan Gibran pun tahu, sehingga dia berkata, "Saya tahulah ini arah pertanyaannya ke mana."

Gibran pun menjawab secara normatif, sehingga Cak Imin kembali bertanya. Menurut Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, ada banyak proyek pemerintah yang dibangun di Solo selama Gibran menjadi wali kota. Jumlah tersebut, kata Cak Imin, lebih banyak dibandingkan kota-kota lain seperti Madiun, Cirebon, atau Tasikmalaya. "Kita ingin triknya agar akses pendanaan pembangunan bisa bersifat adil dan merata," ucap Cak Imin.

Gibran pun melanjutkan jawaban normatifnya.

Format Debat Terlalu Kaku

Yang disayangkan dalam acara debat cawapres dan juga debat capres sebelumnya adalah formatnya yang terkesan kaku.

Pertanyaan panelis hanya dibacakan, setelah membuang waktu hanya untuk mengambil bola yang berisi nomor amplop pertanyaan. Padahal lebih natural kalau para pakar yang dihadirkan sebagai panelis mengajukan pertanyaan langsung kepada ketiga cawapres.

Begitupun untuk sesi tanya-jawab antar cawapres. Masing-masing penanya dan yang ditanya hanya diberi kesempatan dua kali. Padahal kalau ditambah, akan lebih seru dan substansi yang ditanyakan pun akan lebih jelas.

Demikian catatan saya tentang debat cawapres yang dilaksanakan Jum'at malam, 22 Desember 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun