Suatu pagi, seperti biasa, setelah ODOJ saya ODOA. Saat membuka al-Quran secara random untuk bertadabur, saya menemukan satu ayat yang menarik perhatian.
Ayat tersebut ada di surat Saba, yaitu ayat ke-13. Di ayat tersebut Allah SWT berfirman,
"Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."
Ayat itu menceritakan para Jin yang sedang bekerja untuk Nabi Sulaiman. Saat itu jin memang takluk kepada Nabi Sulaiman, sehingga dapat diperintah untuk mengerjakan apa saja.
Namun, yang menarik perhatian saya di ayat tersebut adalah kalimat 'Bekerjalah untuk bersyukur'. Kalimat ini tentu menambah insight bagi saya, bahwa bekerja itu sebagai bentuk syukur kita. Karena sebelumnya saya memahami bekerja itu untuk beribadah.
Bahkan untuk pemahaman saya tersebut - bahwa bekerja itu untuk beribadah - saya pernah menulisnya di Kompasiana dengan judul 'Bekerja Bukan untuk Mencari Rezeki'.
Catatan: bekerja di sini maksudnya semua aktivitas manusia yang berkenaan dengan mendapatkan penghasilan. Bekerja sebagai karyawan atau berbisnis (berjualan).
Jadi, kalau selama ini - menurut saya - orang bekerja itu ada dua katagori (sesuai pemahamannya), yaitu:
1. Bekerja untuk mencari rezeki, dan
2. Bekerja untuk beribadah.