"Bukan, Bang. Menik juga bukan ngomel ke yang nanam semangka ini."
"Kalau begitu berarti kamu ngomel kepada Allah yang menciptakan semangka yang tidak manis ini. Karena setelah si petani, siapa lagi yang bertanggungjawab pada kualitas semangka selain Allah?"
"Astaghfirullah ... tidak, Bang. Masa Menik mengomeli Allah." Menik kaget mendengar penjelasan suaminya.
"Kamu tadi, kan, protes bahwa semangka ini ga manis. Nah, protes kamu itu sebenarnya kepada siapa? Ke Abang, yang beli, bukan. Ke penjualnya, bukan. Ke petani yang nanam, bukan. Terus kepada siapa lagi, kalau bukan kepada Allah?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H