Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunikasi Dapat Mencegah KDRT

8 Februari 2023   08:05 Diperbarui: 8 Februari 2023   08:17 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi KDRT/sumber: kompas

Pernikahan adalah ikatan terakhir antara dua pasangan. Sepasang suami dan istri telah bersumpah untuk selalu saling mencintai, dalam kondisi bagaimanapun. Tentu saja kata 'mencintai' mengandung makna saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi, dan makna-makna lain yang jauh dari pengertian menyakiti.

Memang, dalam perjalanan hidup berumah-tangga, sebagaimana perjalanan hidup secara umum, pasti akan bertemu dengan masalah. Namun, kekuatan cinta yang seharusnya dipelihara oleh kedua pasangan, seharusnya pula mampu meredam efek dari masalah yang dihadapi. Seberat apa pun masalah tersebut.

Memelihara relasi antara suami-istri memang membutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat dalam menjaga rasa cinta satu sama lain. Namun, dengan sedikit usaha, sedikit pengertian, dan sedikit kesabaran, semuanya akan bisa dilakukan. Apalagi keduanya sudah bersumpah dan berjanji untuk saling mencintai.

Oleh karenanya, saya selalu tak habis pikir kalau mendengar ada kasus KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga. Apalagi kalau kasus itu sampai di bawa ke pengadilan dan berakhir dengan perceraian.

Realitanya memang sekarang kasus KDRT sedang marak diberitakan. Terjadi di keluarga orang biasa sampai di kalangan artis. Tidak berlebihan kalau saya mengatakan kasus KDRT ini bagai gunung es. Terlihat sedikit di permukaan, kenyataannya banyak yang tidak terpublikasikan.

Ada banyak faktor mengapa terjadi KDRT. Namun, daripada membicarakan penyebab KDRT, lebih baik kita membahas bagaimana supaya KDRT ini tidak menimpa rumah tangga kita, atau rumah tangga anak-anak kita, atau rumah tangga siapa pun yang kita sayangi.

Hal yang paling prinsip untuk mencegah KDRT adalah menjaga kualitas komunikasi antara suami dan istri. Dari komunikasi yang terjalin baik, akan muncul saling pengertian. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan kedua pasangan untuk menjalin komunikasi agar tidak terjadi KDRT.

#1. Dengarkan pasangan Anda

Pasangan yang sudah lama bersama sering menganggap remeh hal-hal yang dikatakan. Misalnya, pasangan Anda mungkin memberi tahu Anda bahwa sesuatu yang Anda lakukan telah mengganggunya, tetapi Anda mungkin berasumsi bahwa itu bukan masalah besar (masalah biasa saja) karena Anda sudah lama hidup bersama. Namun harus diingat, hal-hal kecil bisa bertambah dan membesar, dan saat pasangan Anda merasa tidak didengar, itu dapat menyebabkan masalah kepercayaan, dan akhirnya mengganggu keintiman di kemudian hari.

#2 Luangkan waktu khusus bersama pasangan

Jadikan waktu khusus itu sangat berkualitas. Waktu khusus yang berkualitas adalah waktu yang Anda sediakan tanpa syarat dan sepenuhnya untuk pasangan Anda. 

Apa pun yang terjadi, Anda harus menyediakan waktu ini untuk pasangan Anda. Jangan ada apa pun yang mengganggu waktu khusus ini, walaupun deringan telepon atau nitifkasi medsos Anda. Matikan saja semua alat komunikasi. Lalu duduk bersama saling mendengarkan, saling memperhatikan. Nikmati kebersamaan itu. Lakukan ini setidaknya seminggu sekali selama 30 - 60 menit.

#3  Saling terbuka (jujur)

Jangan pernah berbohong kepada pasangan Anda. Sekecil apa pun kebohongan itu. Kejujuran sangat penting dalam hubungan suami-istri. Anda ingin merasa bahwa Anda dapat memercayai pasangan Anda, dan Anda ingin pasangan Anda merasakan hal yang sama. Tetapi kejujuran dan keterbukaan lebih dari sekadar mengatakan kebenaran, atau tidak menahan informasi yang memang harus diketahui pula oleh pasangan Anda. Juga tidak menahan diri ketika ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan.

#4 Bermusyawarahlah selalu

Meski dalam pemahaman umum suami ditetapkan sebagai pemimpin dalam rumah tangga, tetapi bukan berarti suami dapat berbuat sekehendak hatinya dalam bersikap layaknya diktator. Sebab dalam kedudukannya itu, suami berlaku sebagai pengayom dan pemimpin rumah tangga yang merawat kelangsungan dan keharmonisan keluarga.

Sudah seharusnya musyawarah dijadikan langkah pertama dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga. Alasannya pertama, musyawarah dapat menyelesaikan masalah rumah tangga dengan lebih tenang, kedua pihak bersedia untuk saling mendengarkan. Kedua, musyawarah membuat kedua belah pihak saling menghargai pendapat masing-masing, sehingga berakhir dengan keputusan yang diterima bersama. Ketiga, musyawarah dapat mempererat kerjasama satu sama lain di dalam rumah tangga.

#5  Gunakan kata 'Saya'

Saat Anda dan pasangan berselisih paham, penting untuk menghindari penggunaan tuduhan atau hinaan. Salah satu hal yang -- dengan tanpa sadar -- sering membuat pasangan tersakiti adalah penggunaaan kata "Kamu" dan "Aku". Dengan menggunakan kata "Saya" akan lebih membantu menyampaikan perasaan Anda dan mengundang percakapan yang lebih positif, alih-alih menyakiti perasaan pasangan Anda.

#6  Jangan pernah membentak pasangan

Saat Anda bertengkar, emosi Anda mungkin memuncak, dan Anda mungkin merasa sangat bersemangat tentang hal yang Anda perdebatkan. Namun, membentak pasangan Anda hanya akan menghasilkan satu dari dua kondisi: pasangan Anda akan balas membentak, atau pasangan Anda akan menjadi takut pada Anda. Apa pun yang terjadi, itu adalah situasi yang merusak yang dapat menimbulkan ketegangan besar pada hubungan Anda.

Bagi pasangan suami-istri yang Muslim, sebenarnya ada satu kalimat yang indah, yang sangat menenangkan, dan menggambarkan keagungan cinta masing-masing. Yaitu kalimat yang ada di surat al-Baqarah ayat ke-187.

"Mereka (istri-istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka".

Kalimat di atas adalah firman Allah Swt. Sebuah majas yang indah tatkala istri dan suami diibaratkan pakaian bagi pasangannya. Serta di dalam kalimat tersebut terkandung kata 'saling'. Istri berfungsi sebagai pakaian bagi suami. Begitupun suami befungsi sebagai pakaian bagi istri. Ada hubungan timbal balik. Hubungan timbal-balik merupakan inti dari cinta. Karena, cinta tidak akan terjadi tanpa adanya 'saling' dari kedua pihak.

Pakaian, secara umum, memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pelindung tubuh, sebagai penghias atau untuk keindahan, dan sebagai penutup aurat (sesuatu yang akan membuat malu kalau terlihat).

Sehingga suami dan istri, masing-masing harus melakukan tiga fungsi tersebut. Pertama, harus saling melindungi, saling menjaga, bukannya malah saling menyakiti. Apalagi sampai menyakiti secara fisik. Kedua, suami dan istri harus saling menjaga kehormatan masing-masing. Suami dan istri harus membuat pasangannya terlihat 'indah' oleh orang lain. Dan ketiga, suami dan istri harus saling menutupi aib pasangannya, jangan malah mengumbarnya di mana-mana.

Ketika pasangan suami-istri telah memperlakukan dirinya sebagai pakaian bagi pasangannya, maka kehidupan harmonis rumah-tangga pun akan terjadi. Memahami arti dan fungsi pakaian bagi pasangan akan membuat rasa cinta pun terus terpupuk. Dan kalau rasa cinta terhadap pasangan tumbuh subur, mustahil terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun