Jadikan waktu khusus itu sangat berkualitas. Waktu khusus yang berkualitas adalah waktu yang Anda sediakan tanpa syarat dan sepenuhnya untuk pasangan Anda.Â
Apa pun yang terjadi, Anda harus menyediakan waktu ini untuk pasangan Anda. Jangan ada apa pun yang mengganggu waktu khusus ini, walaupun deringan telepon atau nitifkasi medsos Anda. Matikan saja semua alat komunikasi. Lalu duduk bersama saling mendengarkan, saling memperhatikan. Nikmati kebersamaan itu. Lakukan ini setidaknya seminggu sekali selama 30 - 60 menit.
#3 Â Saling terbuka (jujur)
Jangan pernah berbohong kepada pasangan Anda. Sekecil apa pun kebohongan itu. Kejujuran sangat penting dalam hubungan suami-istri. Anda ingin merasa bahwa Anda dapat memercayai pasangan Anda, dan Anda ingin pasangan Anda merasakan hal yang sama. Tetapi kejujuran dan keterbukaan lebih dari sekadar mengatakan kebenaran, atau tidak menahan informasi yang memang harus diketahui pula oleh pasangan Anda. Juga tidak menahan diri ketika ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan.
#4 Bermusyawarahlah selalu
Meski dalam pemahaman umum suami ditetapkan sebagai pemimpin dalam rumah tangga, tetapi bukan berarti suami dapat berbuat sekehendak hatinya dalam bersikap layaknya diktator. Sebab dalam kedudukannya itu, suami berlaku sebagai pengayom dan pemimpin rumah tangga yang merawat kelangsungan dan keharmonisan keluarga.
Sudah seharusnya musyawarah dijadikan langkah pertama dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga. Alasannya pertama, musyawarah dapat menyelesaikan masalah rumah tangga dengan lebih tenang, kedua pihak bersedia untuk saling mendengarkan. Kedua, musyawarah membuat kedua belah pihak saling menghargai pendapat masing-masing, sehingga berakhir dengan keputusan yang diterima bersama. Ketiga, musyawarah dapat mempererat kerjasama satu sama lain di dalam rumah tangga.
#5Â Gunakan kata 'Saya'
Saat Anda dan pasangan berselisih paham, penting untuk menghindari penggunaan tuduhan atau hinaan. Salah satu hal yang -- dengan tanpa sadar -- sering membuat pasangan tersakiti adalah penggunaaan kata "Kamu" dan "Aku". Dengan menggunakan kata "Saya" akan lebih membantu menyampaikan perasaan Anda dan mengundang percakapan yang lebih positif, alih-alih menyakiti perasaan pasangan Anda.
#6 Â Jangan pernah membentak pasangan
Saat Anda bertengkar, emosi Anda mungkin memuncak, dan Anda mungkin merasa sangat bersemangat tentang hal yang Anda perdebatkan. Namun, membentak pasangan Anda hanya akan menghasilkan satu dari dua kondisi: pasangan Anda akan balas membentak, atau pasangan Anda akan menjadi takut pada Anda. Apa pun yang terjadi, itu adalah situasi yang merusak yang dapat menimbulkan ketegangan besar pada hubungan Anda.