Sepuluh menit.
Si Ibu terlihat kelelahan, dan juga kepanasan. Dia tertidur. Kepalanya bersandar ke jendela bis. Lelap sekali. Padahal goyangan-goyangan bis seharusnya tidak membuatnya tidur lelap.
Saya pun mempersiapkan diri untuk 'turun' pekerjaan saya hampir selesai. Saatnya menyempurnakan. Tanpa menarik perhatian penumpang lain saya berdiri dan minta bis berhenti.
Saya, dengan susah payah berjalan di antara penumpang yang berdiri karena membawa tas besar, berusaha berjalan kea rah pintu bis, lalu turun.
Bis pun melanjutkan perjalanan.
Saya hanya tersenyum. Saya tidak peduli, saat di terminal nanti, si kondektur akan kebingungan oleh sikap linglung si Ibu yang kehilangan barangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H