Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pekerjaan di Dalam Bus

1 Februari 2023   19:32 Diperbarui: 1 Februari 2023   19:35 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penumpang tertidur di bis/sumber: radarBanyumas

"Daripada lama ga ketemu anak, ya sudah, saya saja yang pergi menengoknya. Sebenarnya anak saya sudah melarang saya datang menengoknya. Sekarang pun, saya tidak bilang ke dia, mau dating ke kosannya. Biarlah, hitung-hitung ngasih kejutan buat dia." Sambung Si Ibu meneruskan ceritanya.

Mendengar ceritanya itu saya pun tersenyum. 'Akan sangat mudah, nih, kerjaku.' Saya berbicara di dalam hati tentunya.

"Ibu kelihatannya banyak membawa barang. Oleh-oleh untuk anaknya tercinta, ya?" pancing saya.

"Begitulah, Nak! Maklum, anak-anak sekarang belum bisa mandiri, maunya dikirimi terus. Sekalian ini juga bawa uang buat bayar uang kuliah. Katanya seminggu lagi masuk semester baru, semua harus dilunasi."

Mendengar kata uang semakin lebar senyum saya. 'Rezeki nomplok, nih.' Tentu saja saya, lagi-lagi, berbicara di dalam hati.

Saya kemudian membuka tutup botol air mineral dan meneguknya. Sengaja saya perlihatkan pada si Ibu gestur menikmati air minum itu. Dan, si Ibu seperti jadi kehausan melihatnya. Segera saya keluarkan sebuah botor air mineral lain dari tas saya, dan menyodorkannya kepada si Ibu.

Tentu saja si Ibu dengan senang hati menerimanya.

"Wah ... wah ... terima kasih sekali, Nak. Banyak bercerita mulut ibu jadi terasa kering. Tak menyangka di kota besar seperti ini masih ada orang yang baik hati." Berkata demikian si Ibu sambil membuka segel plastic yang menempel di tutup botol. Lalu membuka tutup botol dan menempelkan ke bibirnya. Beberapa tegukan sekali nempel. Terlihat sangat haus. Tentu saja saya merasa sangat senang.

"Pelan-pelan, Bu, minumnya. Nanti keselek, lho!" nasihatku.

"Hehe ... iya, Nak. Saking hausnya. Airnya juga kerasa nikmat, segar. Pas diminum saat panas-panas seperti ini," jawabnya.

Lima menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun