"Butuh perjuangan yang cukup ulet untuk mendapatkannya, kawan," balas Tomi sambil tertawa. "Dia anak pengusaha sukses, lho. Bahkan dia pewaris tunggal perusahaannya."
Andi tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala seraya menunjukkan jempolnya, menunjukkan kekagumannya.
Sepulang dari pesta pernikahan Tomi, Andi mengarahkan mobilnya ke sebuah panti asuhan. Santunan ke panti asuhan sudah menjadi agenda rutin baginya setiap enam bulan sekali.
Andi menyerahkan amplop berisi uang 50 juta kepada ibu asuh panti asuhan tersebut. Namun, kali ini Andi langsung pulang, tidak menyempatkan berkeliling melihat keadaan anak-anak yatim piatu yang ada di panti  tersebut.
Sebelum memasuki mobilnya, Andi berdoa, "Ya Allah ... temanku telah mendapatkan istri yang cantik. Dengan sedekahku ini, berilah aku di surga nanti seorang istri yang tak kalah cantiknya."
***
Â
Setahun kemudian Andi bertemu di sebuah acara pameran bisnis. Tomi, setengah memaksa, mengajak Andi ke stand bisnisnya.
"Kamu harus lihat perkembangan bisnisku, kawan," kata Tomi saat itu, yang dibalas Andi dengan anggukan.
"Lihat!" katanya lagi seraya memperlihatkan jejeran foto perkebunan kelapa sawit, "Sebulan yang lalu aku berhasil membeli kebun sawit ini. 50 M aku investasikan untuk membeli dan mempersiapkan bisnis baruku ini."
"Luar biasa ..., luar biasa. Hebat, kau kawan!" sahut Andi singkat, tak lupa pula mengangkat jempolnya.