Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Dua Sahabat

25 Desember 2022   17:36 Diperbarui: 25 Desember 2022   17:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah, aku setuju. Tapi kita tetap berteman, kan. Perpisahan ini hanya perbedaan prinsip saja, kan?"

"Iya, lah. Setelah modal dan asset kita bagi dua, aku akan melanjutkan bisnis ini. Nanti, kalau kamu berminat lagi gabung denganku, kamu tinggal datang. Pintuku selalu terbuka."

Andi tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, Tom. Aku akan merintis bisnis baru, yang sesuai dengan prinsipku."

***

Setelah berpisah dan menjalankan bisnis masing-masing, Andi dan Tomi masih berhubungan walaupun hanya melalui telepon atau chating. Beberapa kali mereka sempat bertemu juga di acara-acara Business Fest, atau seminar.

Setahun setelah mereka berpisah Tomi mengundang Andi untuk datang ke pestanya.

[Kamu pindah, bro?], tanya Andi setelah menerima informasi alamat dari Tomi.

[Enggak, lah. Itu rumah baruku. Pesta ini aku rayakan karena aku berhasil mendapatkan rumah yang sudah lama kuidam-idamkan], balas Tomi.

Di hari yang ditentukan Andi datang dan langsung disambut Tomi. Mereka berpelukan. Yang datang ternyata hanya beberapa orang saja, mungkin orang-orang yang dianggap spesial yang diundang Tomi.

Andi hanya sekitar setengah jam berada di rumah Tomi. Selain punya acara lain, juga karena tidak kerasan dengan suasana pesta tersebut. Andi kemudian berpamitan. Tomi pun mengantarnya sampai tempat parkir.

"Rumah barumu ini besar juga, Bro." Berkata demikian Andi sambil melihat dari atas ke bawah bangunan mewah dua lantai itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun