Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspadai 9 Kebiasaan Buruk Ini

9 Desember 2022   10:59 Diperbarui: 9 Desember 2022   12:12 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasu kebiasaan buruk/sumber: pinterest/70437486116995/

Di tengah kemajuan teknologi saat ini, semua dapat kita lakukan dengan menggunakan sebuah alat bernama gawai atau lebih dikenal dengan sebutan handphone. Membantu kemudahan dalam berkomunikasi, mengerjakan pekerjaan hingga mencari hiburan, membuat gawai menjadi alat yang sangat diminati dan penting untuk dimiliki untuk memudahkan hidup manusia.

Sementara perkembangan teknologi internet -- khususnya media sosial -- menambah keterikatan orang terhadap gawai. Perpaduan dua hal ini -- gawai dan media sosial -- telah mendorong perubahan pola hidup sebagian besar kita. Perubahan yang lebih banyak berdampak negatif.

Bahkan, tanpa bisa kita dihindari, perubahan pola hidup tersebut telah menciptakan kebiasan (habit) baru.

Alih-alih memberikan manfaat pada kita, kebiasaan baru tersebut justru menimbulkan dampak buruk. Dampak buruk di sini dilihat dari aspek kesehatan, produktifitas kerja, hubungan sosial dan lain-lain.

Setidaknya ada 9 kebiasaan buruk (Bad Habit) dampak dari gaya hidup baru tersebut.

#1  Multitasking

Multitasking adalah tindakan melakukan lebih dari satu kegiatan atau pekerjaan dalam waktu yang sama. Ada berbagai alasan yang membuat orang melakukan tindakan ini, mulai dari menghemat waktu hingga ingin menyelesaikan beberapa urusan dengan cepat.

Padahal realitanya justru sebaliknya, sebagaimana ungkapan terkenal dalam Bahasa Inggris,

"A person who is interupted while performing a task takes 50% more time to complete it and make 50% mor errors".

(Seseorang yang terganggu saat melakukan tugas membutuhkan waktu 50% lebih banyak untuk menyelesaikannya dan membuat kesalahan 50% lebih banyak).

Bahkan menurut situs hellosehat, kebiasaan melakukan multitasking lama-kelamaan dapat mengganggu fungsi otak, meningkatkan risiko gangguan mental, dan menurunkan produktivitas jika terus dilakukan.

#2  Kurang Tidur

Berselancar di dunia maya, menelusuri media-sosial memang mengasyikkan. Tak jarang aktivitas ini menghilangkan kantuk sehingga kita melalaikan waktuna istirahat.

Padahal, saat tidur malam, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan dan hormon korteks adrenal yang sangat penting untuk metabolisme tubuh dan perkembangan fungsi otot. Bayangkan kalau jam tidur kita sebentar. Berarti produksi kedua hormon tersebut terganggu.

Dampak buruk lainnya adalah sebagaimana saya bada di situs halodoc, yaitu "Dampak kekurangan tidur tidak main-main, sebab kondisi ini bisa memicu sederet masalah pada kesehatan tubuh. Sebut saja meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular hingga memicu masalah pada gairah seksual."

#3  Pulang Malam

Angin malam sifatnya dingin dan lembab. Tubuh yang terlalu banyak terpapar angin malam mudah terjangkit peradangan pada mukosa hidung dan faringitis atau peradangan pada tenggorokan.

Selain itu, kebiasaan begadang (pulang malam) dapat menurunkan sistem imun sehingga menjadi gampang sakit. Ini dikarenakan sirkulasi sel darah putih terganggu (karena tidur sebentar). Sel darah putih yang terganggu inilah yang dapat menurunkan sistem imun kita.

#4  Ngopi

Ga keren kalau ga ikut nongkrong di coffee cafe. Dan ga mungkin nongkrong di sana ga sambil ngopi.

Padahal, peneliti menemukan bahwa risiko kematian bagi pria dewasa muda yang mengkonsumsi lebih dari 28 cangkir kopi per minggu meningkat sebanyak 56 persen, dibandingkan semua penyebab yang lain (jantung, tekanan darah tinggi dan sebagainya).

#5  Emosi

Selain membuat tekanan darah tinggi, marah juga bisa memicu naiknya asam lambung dalam tubuh sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit lambung. Dan seringkali emosi kita meninggi gara-gara melihat atau membaca postingan teman kita di medsos.

Terlalu sering marah juga bisa memicu kemunculan penyakit jantung. Saat marah, maka jantung akan terpacu lebih cepat dan bisa menyebabkan serangan jantung. Bahkan dikhawatirkan keseringan marah bisa menyebabkan stroke.

#6  Pencahayaan Rendah

Tidak mau ketinggalan info atau kalau sekarang istilahnya FOMO (Fear Of Missing Out), takut disebut kudet (kurang update), membuat kita sering memaksakan diri membuka medsos (melihat gawai), di mana pun, termasuk di tempat gelap.

Pencahayaan yang tidak baik akan menimbulkan terjadinya stres pada penglihatan. Stres pada penglihatan ini bisa menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu kelelahan mata dan kelelahan syaraf (visual and nenlous fatique).

#7  Kurang Gerak

Kalau sudah asyik menggenggam gadget, yang paling tidak terasa adalah berlalunya waktu. Sehingga kita merasa belum lama memainksn gadget.

Padahal, kalau terlalu lama duduk, secara tidak langsung akan meningkatkan risiko terkena penyakit, mulai dari penyakit jantung, diabetes hingga kanker.

#8  Merokok

Ketika sebatang rokok dinyalakan, kurang lebih ada 7.000 zat kimia yang berbahaya dihasilkan asap rokok dan 69 zat pemicu kanker mulai bekerja.

Dari setiap rokok yang dihisap dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, masalah kesuburan, dan gangguan pada paru-paru, misalnya PPOK dan kanker paru-paru. Bahkan merokok juga meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi berupa hernia insisional.

Menurut situs alodoc, 'Di Indonesia, diperkirakan ada lebih dari 230.000 orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahunnya'.

#9  Connect

Kebiasaan selalu terhubung dengan orang-orang lain, atau dengan media saat berselancar di dunia maya akan menyebabkan nomophobia.

Nomophobia atau no mobile phone phobia adalah ketakutan seseorang terhadap ketidakadaan gawai atau saat gawai berada jauh dari dirinya dalam waktu yang cukup lama.

Ini phobia yang unik, berbeda dengan phobia-phobia yang lain, seperti phobia pada kucing, phobia pada api, phobia pada ketinggian, dan sebagainya.

Orang yang punya phobia-phobia yang umum itu akan merasakan ketakutan ketika sesuatu yang ditakutinya berada di dekat dia. Sementara orang yang terkena nomophobia, justru merasa ketakutan ketika sesuatu yang menyebabka dia phobia (dalam hal ini gawai) berada jauh dari dia.

Bisa jadi ada banyak kebiasaan buruk lainnya mengintai kita. Kesembilan kebiasaan buruk ini saya kutip dari buku Bad Habit, karya Samuel Fernando.

Waspadalah. Karena kalau sudah biasa, itu ternyata sangat berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun