Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Gontor di Teror

26 September 2022   15:27 Diperbarui: 26 September 2022   15:28 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

___

* Wis, Pak Sahal, panjenengan wae sing budhal, ngungsi karo santri. PKI kuwi sing dingerteni, kiai Gontor yo panjenengan. Aku jogo Pondok wae, ora-ora lek dikenali aku iki (Sudah, Pak Sahal, kamu saja yang berangkat mengungsi dengan para santri. Yang diketahui Kiai Gontor itu ya kamu. Biar saya yang menjaga Pesantren, tidak akan dikenali saya ini)

** Ora! Dudu aku sing kudu ngungsi ... tapi kowe, Zar. Kowe isih enom, ilmumu luwih akeh, bakale Pondok iki mbutuhne kowe timbangane aku. Aku wis tuwo, wis tak ladeni PKI kuwi. Ayo, Pak Zar, njajal awak mendahno lek mati (Tidak! Bukan saya yang harus mengungsi ... tapi kamu, Zar. Kamu lebih muda, ilmumu lebih banyak, pesantren ini lebih membutuhkan kamu daripada saya. Saya sudah tua, biar saya hadapi PKI-PKI itu. Ayo, Pak Zar, mencoba badan, walau sampai mati)

*** LABUH BONDO, LABUH BAHU, LABUH PIKIR, LEK PERLU SAKNYAWANE PISAN (Korban harta, korban tenaga, korban pikiran, jika perlu nyawa sekalian akan aku berikan)

**** Endi Kiai-ne? Endi Kiai-ne? Kon Ngadepi PKI kene. Asu kabeh (Mana Kiai-nya? Mana Kiai-nya? Suruh menghadapi PKI sini. Anjing semua)

***** Endi Lurahe? Gelem melu PKI po ora? Lek ra gelem, dibeleh sisan neng kene (Mana Lurahnya? Mau ikut PKI apa tidak? Kalau tidak mau masuk anggota PKI, kita sembelih sekalian di sini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun