(sehingga para pemimpin dan penguasa merasa wibawa itu harus ditunjukkan dengan kemewahan, kegagahan, dan kemegahan)
Perangkap ketiga: Iblis membuat mereka takut kepada musuh, dan ia memerintahkan untuk memperketat penjagaan.
(sehinga para pemimpin dan penguasa mengidap paranoid. Apa pun yang tidak sependapat, yang mengkritik, atau yang mengadukan masalah, akan dianggap musuh)
Perangkap keempat: Mereka memperkerjakan orang-orang yang tidak cakap, yang tidak berilmu dan tidak bertakwa.
(karena para pemimpin dan penguasa menjadikan orang-orang menjadi pendampingnya hanya karena merasa suka, dan dianggap segolongan dengan mereka)
Perangkap kelima: Iblis menjadikan penguasa memandang baik kebijakan yang sudah diputuskan atas dasar akal semata. Bahkan termasuk talbis iblis inilah pandangan mereka yang menyebutkan syariat Islam memiliki kekurangan, maka karenanya masih memerlukan penyempurnaan lagi, lalu mereka menyempurnakan dengan potensi akal.
(sehingga kebijakan-kebijakan yang mereka buat malah membuat rakyatnya sengsara)
Perangkap keenam: Iblis menjadikan para penguasa memandang baik penggunaan harta secara boros. Mereka menganggap harta itu boleh dikuasai sendiri.
(sehingga kegiatan-kegiatan untuk para pemimpin dan penguasa dianggap wajar, walaupun membutuhkan biaya yang besar)
Perangkap ketujuh: Iblis membuat mereka menganggap baik sikap meremehkan kemaksiatan. Iblis menipu para penguasa itu dengan bisikan, "Kalian menjaga jalan lagi mengamankan negara, maka semua itu akan menolak azab atas kalian".
(sehingga para pemimpin dan penguasa merasa boleh melakukan apa pun atas dengan berdalih tugas dan tanggung jawab)