Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog-dialog Fenomenal di Keluarga Nabi Ibrahim

7 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 7 Juli 2022   06:40 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun setelah meninggalkan istrinya, Hajr, dan putranya, Ismail, Nabi Ibrahim kembali, dan tinggal bersama mereka.

 

Setelah Ismail, beranjak dewasa, Nabi Ibrahim mendapat wahyu untuk menyembelih putranya tersebut.

Karena yakin bahwa itu adalah perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim tidak ragu. Walaupun begitu, Nabi Ibrahim tidak serta-merta memanggil Ismail dan langsung menyembelihnya. Beliau mengajak berdialog putranya itu, dan meminta pendapat tentang perintah Allah Swt yang diterimanya.

Setelah Ismail berada di depannya, Nabi Ibarhim berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya ayah tadi malam bermimpi. Dan ayah yakin mimpi itu adalah wahyu dari Allah Swt."

"Mimpi apakah gerangan, ayahanda?" tanya Ismail.

"Di mimpi itu, Allah Swt memerintahkan ayah untuk menyembelihmu, anakku. Sekarang ayah bertanya, bagaimana pendapatmu akan mimpi ayah ini?"

"Wahai, ayah. Kalau memang itu perintah Allah Swt, lakukanlah! Jangan ragu-ragu. Insya Allah, anakmu ini akan sabar melaksanakan perintah Allah ini."

Sebuah jawaban yang luar biasa dari seorang anak yang beranjak dewasa. Sebagaimana jawaban ibunya dulu, jawaban ini pun keluar dari hati yang telah tertanam di dalamnya aqidah yang kuat.

Jawaban Ismail pun menunjukkan bahwa dia telah dididik dan diasuh secara luar biasa oleh kedua orangtuanya.

Demikian dua dialog dari insan-insan yang dipenuhi iman dalam hatinya.

Dua kisah yang juga mengajarkan kepada kita untuk selalu menyertakan dialog dalam setiap keputusan-keputusan yang diambil.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun