Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dialog Ayah dan Anak dalam Al-Quran

3 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:06 2072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dilakukan Nabi Nuh menunjukkan seorang ayah tidak boleh frustasi, pesimis, saat melihat perilaku anak-anaknya yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Teruslah panggil dengan kelembutan, sebagaimana Nabi Nuh memanggilnya dengan 'Wahai anakku!'. Jangan langsung ditegur dengan keras, dimarahi, apalagi dengan kalimat-kalimat kasar yang menyakitkan.

Surat Yusuf ayat 5

"Dia (ayahnya) berkata, 'Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia'."

Ayah Nabi Yusuf, Nabi Ya'qub, memberi nasihat kepadanya bahwa tidak semua perilakunya akan disenangi oleh semua orang, termasuk oleh kakak-kakaknya. Nabi Ya'qub menasihati Nabi Yusuf bahwa siapapun bisa menjadi musuh. Sehingga harus hati-hati dalam bertindak atau berbicara.

Surat Luqman ayat 13, 16, dan 17

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, 'Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar'."

"(Luqman berkata), 'Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti'."

"Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting."

Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan menjadi nama surat. Luqman menanamkan aqidah yang kuat kepada anaknya dengan menasihatinya untuk tidak menyekutukan Allah. Aqidah adalah pondasi, kalau pondasi lemah, sehebat apapun bangunan di atasnya, niscaya tidak akan kuat bertahan.

Selanjutnya Luqman menasihati anaknya untuk berbuat baik, sekecil apa pun perbuatan baik itu, serta mengajak orang lain untuk berbuat baik pula.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun