"Beberapa orang terjebak dalam kebahagiaan pamer di sosial media, sampai lupa tumpukkan utang di dunia sosial yang nyata." (Boy Candra)
"Yang aku bayar pada tukang pecel hanyalah biaya produksi, waktu, dan tenaganya. Rasaku ketika makan pecel dan berbagai sensasinya tak terbayar. Itulah utang rasa." (Sujiwo Tejo)
"Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berutang meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya utang adalah kehinaan di siang hari, kesengsaraan di malam hari." (Umar bin Abdul Aziz)
"Janji adalah utang. Dan utang tetaplah utang, yang harus dibayar kembali suatu saat nanti." (Emma Grace)
"Derita adalah momentum membayar utang. Siapa saja yang melawan, tidak saja gagal membayar utang, ia malah menciptakan utang yang baru." (Gede Prama)
"Jangan pernah berutang jika utang itu hanya untuk Anda "seakan-akan terlihat lebih sukses" oleh orang-orang di sekililing Anda karena inilah yang dimaksud dengan "hidup di dalam ilusi". (Joe Hartanto)
"Bermudah-mudahan berutang akan mudah menghasilkan dosa selanjutnya. Niat jelek tidak akan bayar. Niat bayar tidak tepat waktu. Bohong akan bayar tepat waktu. Merusak hangatnya persaudaraan. Muncul saling curiga. Memutus silaturahmi karena malas berjumpa. Pinjaman riba bank."
Berutang berapa pun, kepada siapa pun, kapan pun, silahkan saja. Tetapi yang penting dan harus selalu diingat: UTANG WAJIB DIBAYAR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H