"Nah ... itu. Karena dibiasakan, maka perubahan yang terjadi jadi tidak terasa. Sama dengan kalian sedang naik mobil, lalu ayah kalian mengeremnya pelan-pelan, kalian tidak terdorong, kan?
"Di bulan Ramadan ini Allah seolah memaksa kita melakukan kebiasaan baik, seperti bangun jam 3, salat malam atau tarawih, atau memperbanyak tilawah. Awalnya, kan, kebiasaan tadi kita berat melaksanakannya, tapi lama-lama jadi biasa. Bahkan di akhir Ramadan, kita tidak merasa berat lagi.
"Jadi hikmahnya, kebiasaan-kebiasaan baik tadi, di bulan Syawal dan seterusnya harus dipertahankan, sehingga tetap menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Dan menurut Hukum Newton, kebiasaan itu akan tetap, kecuali jika kalian sendiri mengubahnya pelan-pelan, maka kebiasaan itu akan hilang."
"Hilang bagaimana, kek?"
"Ya ... misalnya besok, saat jam 3 kalian bangun karena sudah biasa, tetapi karena merasa bukan bulan Ramadan, kalian malah tidur lagi. Jika itu dilakukan setiap malam, maka kebiasaan bangun jam 3 itu akan hilang. Kalian akan berat lagi nanti kalau mau bangun jam 3.
"Begitupun kebiasaan yang lain. Misalnya, Ahmad biasanya suka tilawah bada Subuh setengah juz, lalu di bulan Syawal nanti dan seterusnya tidak pernah lagi, maka kebiasaan tilawah bada Subuh itu akan hilang. Dan akan terasa berat lagi, kalau mau memulai lagi.
"Jadi, sesuai namanya, Syahrut Tarbiyah, Ramadan adalah bulan pendidikan, maksudnya mendidik atau melatih kita selama sebulan penuh melakukan perbuatan baik, yang kemudian kita jadikan kebiasaan di bulan-bulan berikutnya. Sehingga selesai Ramadan, kita menjadi orang-orang yang selalu bebuat baik."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H