"Nah, waktu mobil itu direm mendadak, apa yang terjadi?"
"Kita terdorong ke depan, kek. Malah Umar kepalanya hampir membentur dashboard karena lupa tidak pakai sabuk pengaman," jawab Ahmad, dibenarkan oleh Umar dengan mengangguk.
"Nah, kenapa terdorong? Karena saat direm itu, kalian cenderung mempertahankan keadaan, yang saat itu sedang bergerak. Jadi beberapa detik setelah direm, kalian tetap bergerak akibatnya jadi terdorong ke depan."
Ahmad dan Umar serempak mengangguk. Mereka mulai memahami penjelasan kakek.
"Begitupun jika kalian duduk di dalam mobil yang berhenti, tiba-tiba ayah kalian menginjak pedal gas, sehingga mobil mendadak maju. Tubuh kalian akan terdorong ke belakang, kan? Kenapa? Karena kalian sedang diam, mempertahankan keadaan. Jadi, intinya, menurut Newton, semua benda termasuk kita, akan selalu mempertahankan keadaan. Nah, puasa pun begitu," lanjut kakek.
"Maksudnya, kek?" tanya Ahmad.
"Coba ingat-ingat, saat hari pertama dan kedua puasa, kalian bangun untuk makan sahur, pasti susah bangun, kan?"
"Iya, kek!" Umar yang menjawab seraya tersenyum.
"Itu karena kalian belum biasa. Biasanya, kan, jam segitu kalian tidak bangun. Tapi lama-lama, lewat pertengahan Ramadan, kalian bangun sahur tidak susah lagi. Itu pun karena kalian sudah terbiasa."
"Betul, kek. Bahkan ke sininya, otomatis jam 3 suka bangun sendiri. Kalau Umar, sih, masih suka dibangunkan," ujar Ahmad seraya menoleh ke Umar.
"Wew ... aku, kan, masih kecil."