"Ada apa denganmu wahai, Zaid? Adakah sesuatu yang meragukanmu pada Zainab?" tentu saja Rasulullah terkejut.
"Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Tidak ada sesuatu pun pada dirinya yang meragukanku dan tidak ada yang kulihat padanya selain kebaikan. Namun, aku melihat ia sebagai seorang yang terhormat selalu bersikap canggung. Bahkan, terlihat dia tidak mencintaiku."
Rasulullah pun tertegun mendengar penuturan Zaid. Kemudian Allah Swt memberinya wahyu untuk menyetujui keinginan Zaid bin Haritsah, sekaligus perintah untuk menikahi Zainab binti Jahsy.
Allah Swt berfirman,
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi."**
Tentu saja Zainab menerimanya. Ketaatan Zainab pada Allah dan Rasulullah, saat bersedia menikah dengan Zaid, berbuah nikmat dari Allah, dengan menjadi istri Rasulullah.
Sesudah menikah dengan Rasulullah, Zainab merasa bangga di hadapan istri-istri Rasulullah yang lain. Ia berkata, "Kalian dinikahkan oleh bapak-bapak kalian. Sedangkan aku langsung dinikahkan oleh Allah dari atas langit ketujuh."***
*****
* Surat al-Ahzab ayat 36
** Surat al-Ahzab ayat37
*** HR. Bukhari dalam Kitab Tauhid 6984, dan at-Turmudzi 3213.