Cara-cara kasar tidak mampu menghentikan dakwah Rasulullah, para pemuka Quraisy mengambil cara lain.
"Kita tidak bisa meneruskan cara-cara penyiksaan untuk menghentikan ajaran si Muhammad." Abu Jahal, orang yang berpengaruh di antara pemuka Quraisy, membuka diskusi.
"Ya, alih-alih menghentikan ajaran baru itu, penyiksaan yang kita lakukan malah membuat orang-orang bersimpati," sahut Abu Lahab.
"Benar, seperti yang terjadi pada Hamzah. Gara-gara kau menyiksa keponakannya, dia menyatakan diri menjadi pembelanya," kata Abu Sofyan seraya mengarahkan pandangannya pada Abu Jahal.
Abu Jahal terdiam, teringat peristiwa beberapa hari yang lalu, saat dia menyiksa Rasulullah. Tiba-tiba datang Hamzah bin Abdul Mutholib, yang tak lain paman dari Rasulullah.
Melihat keponakannya disiksa, Hamzah pun marah lalu spontan mengumumkan bahwa dirinya menjadi pengikut Rasulullah, seraya memukulkan busur yang dibawanya ke muka Abu Jahal hingga berdarah.
"Lalu kita harus bagaimana?" Tak mau tersudutkan, Abu Jahal mengajukan pertanyaan.
"Bagaimana kalau kita beli saja si Muhammad itu?" Umayyah bin Khalf mengajukan usul.
"Maksudmu?" tanya Abu Jahal.
"Maksudku, bagaimana kalau kali ini kita beri dia kekayaan yang banyak dengan syarat dia harus menghentikan menyebarkan ajarannya itu," jelas Umayyah.
"Apa mungkin dia tertarik? Sedangkan dia adalah suami dari seorang saudagar kaya, Khadijah." Abu Sofyan meragukan usul Umayyah bin Khalf.