"Jangan!" ucap Ikrimah sedikit keras seraya melotot.
Si prajurit menoleh ke arah sumber suara, setelah memastikan lokasinya dia lalu beranjak menghampiri orang ketiga yang kehausan. Walaupun jarak arah suara itu tidak terlalu jauh, namun banyaknya mayat yang bertumpuk-tumpuk cukup menghambatnya.
"Ooh ... Ayyass, kau kah itu?" Si prajurit mengenali orang ketiga yang kehausan, orang itu rupanya Ayyasy bin Abi Rabi'ah.
Tetapi tidak ada jawaban dari Ayyasy. Jangankan menjawab, mulut Ayyasy terbuka pun tidak. Mulutnya tidak lagi mengeluarkan suara lirih meminta air. Rupanya malaikat lebih dahulu menjemput nyawa Ayyasy.
Si prajurit menubruk tubuh Ayyasy, merangkulnya setelah memastikan Ayyasy sudah syahid. Lalu, dia teringat Ikrimah dan segera berlari kembali ke arah Ikrimah untuk memberinya minum. Namun terlambat. Tubuh Ikrimah sudah membujur kaku. Ikrimah pun telah syahid tanpa meneguk setetas pun air yang dimintanya.
Khawatir bernasib sama, terlambat diberi minum, si prajurit segera berlari ke lokasi tadi dia meninggalkan Al-Harits bin Hisyam, yang meminta air pertama. Dan rupanya Al-Harits tidak mau ketinggalan oleh saudaranya yang telah menjadi syuhada*. Si prajurit tertegun melihat Al-Harits bin Hisyam.
Rasa bersalah memenuhi rongga dadanya. Dia melirik tempat minum yang dipegangnya. Ketiganya menggapai syuhada tanpa sempat meminum setetes air pun, karena lebih mementingkan yang lain.
***
*zirah = baju besi (pakaian perang)
*syuhada = sebutan untuk yang mati syahid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H