Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir yang Indah

19 Februari 2022   21:48 Diperbarui: 19 Februari 2022   22:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aiiirrr ... aiiiirrrr ... aiiiirrr ...."

Mereka segera mendekati arah suara.

"Hei, itu Al-Harits. Dia masih hidup. Cepat beri dia minum!" Salah seorang prajurit Muslim berteriak. Lalu dengan menggenggam tempat air, salah seorang prajurit segera menghampiri Al-Harits bin Hisyam yang tampak kehausan. Tetapi ... belum sempat prajurit itu memberi minum Al-Harits bin Hisyam, terdengar suara lagi. Beberapa meter sebelah kanan Al-Harits.

 

"Aiiirrr ... aiiiirrrr ... aiiiiirrrrr ...."

Al-Harits bin Hisyam menahan tempat minum yang hampir mendekati mulutnya. "Saudaraku, berikan saja air ini untuknya. Dia sepertinya lebih kehausan dari pada aku," dengan lirih Al-Harits berkata seraya mengangkat tangannya, menunjuk ke arah suara.

Prajurit yang membawa tempat minum menatap mata Al-Harits, Al-Harist pun tahu maksudnya. Dia kemudian mengangguk, meyakinkan si prajurit untuk beralih ke arah suara.

Ternyata Ikrimah bin Abu Jahal yang meminta air. Si prajurit yang membawa tempat air tertegun melihat kondisi tubuh Ikrimah. Tubuh Ikrimah yang tidak ber-zirah* berlumuran darah. Puluhan luka sabetan pedang menghisasi seluruh tubuhnya. Tiga anak panah menancap di dada, lengan kiri bagi atas dan di paha kanannya. Si prajurit baru tersadarkan setelah Ikrimah kembali meminta air dengan suara lirih.

Si prajurit segera berjongkok mengangkat kepala Ikrimah bin Abu Jahal hendak memberinya minum. Namun, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara lagi yang meminta air. Ikrimah pun menutup mulut dengan tangan kirinya.

"Jangan! Berikan saja air ini kepada saudaraku yang di sana. Dia sepertinya lebih kehausan daripada aku." Ikrimah menunjuk arah suara yang terdengar dengan tangan kanannya.

Si prajurit tidak beranjak. Tetap hendak menuangkan air ke mulut Ikrimah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun