"Aiiirrr ... aiiiirrrr ... aiiiirrr ...."
Mereka segera mendekati arah suara.
"Hei, itu Al-Harits. Dia masih hidup. Cepat beri dia minum!" Salah seorang prajurit Muslim berteriak. Lalu dengan menggenggam tempat air, salah seorang prajurit segera menghampiri Al-Harits bin Hisyam yang tampak kehausan. Tetapi ... belum sempat prajurit itu memberi minum Al-Harits bin Hisyam, terdengar suara lagi. Beberapa meter sebelah kanan Al-Harits.
Â
"Aiiirrr ... aiiiirrrr ... aiiiiirrrrr ...."
Al-Harits bin Hisyam menahan tempat minum yang hampir mendekati mulutnya. "Saudaraku, berikan saja air ini untuknya. Dia sepertinya lebih kehausan dari pada aku," dengan lirih Al-Harits berkata seraya mengangkat tangannya, menunjuk ke arah suara.
Prajurit yang membawa tempat minum menatap mata Al-Harits, Al-Harist pun tahu maksudnya. Dia kemudian mengangguk, meyakinkan si prajurit untuk beralih ke arah suara.
Ternyata Ikrimah bin Abu Jahal yang meminta air. Si prajurit yang membawa tempat air tertegun melihat kondisi tubuh Ikrimah. Tubuh Ikrimah yang tidak ber-zirah* berlumuran darah. Puluhan luka sabetan pedang menghisasi seluruh tubuhnya. Tiga anak panah menancap di dada, lengan kiri bagi atas dan di paha kanannya. Si prajurit baru tersadarkan setelah Ikrimah kembali meminta air dengan suara lirih.
Si prajurit segera berjongkok mengangkat kepala Ikrimah bin Abu Jahal hendak memberinya minum. Namun, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara lagi yang meminta air. Ikrimah pun menutup mulut dengan tangan kirinya.
"Jangan! Berikan saja air ini kepada saudaraku yang di sana. Dia sepertinya lebih kehausan daripada aku." Ikrimah menunjuk arah suara yang terdengar dengan tangan kanannya.
Si prajurit tidak beranjak. Tetap hendak menuangkan air ke mulut Ikrimah.