Istilah AMBAK ini saya dapatkan dari buku 'Mengikat Makna', karya Hernowo. Buku yang terbit tahun 2001 ini menjadi best seller, karena memunculkan paradigma baru tentang membaca dan menulis. Bahkan kemudian buku ini dijadikan semacam acuan atau panduan bagi para penulis tanah air. Salah satu yang menjadi alasannya adalah istilah AMBAK ini.
AMBAK atau 'Apa Manfaat Bagiku' adalah pertanyaan pertama yang harus kita ajukan pada diri sendiri sebelum melakukan sesuatu. Karena, selama kita tidak merasa akan mendapatkan manfaat dari melakukan sesuatu, maka kita tidak akan termotivasi dalam mekakukan sesuatu tersebut.
Dalam buku 'Mengikat Makna' memang pertanyaan tersebut diajukan saat kita akan melakukan aktivitas membaca atau menulis. Namun, sebenarnya konsep AMBAK ini bisa digunakan untuk semua aktivitas atau pekerjaan. Sehingga, ada motivasi kuat untuk melaksanaan pekerjaan tersebut, karena didorong keinginan mendapatkan manfaatnya.
'Apa yang saya dapatkan dengan melakukan ini?' Itu pertanyaan yang harus kita munculkan.
Menariknya, saya mendapatkan penjelasan yang real tentang AMBAK ini justru dari hal yang sederhana, hal yang mungkin bagi sebagian orang sebagai sebuah gurauan. Khutbah Jum'at. Ya, dari fenomena Khutbah Jum'at saya mendapat contoh implementasi dari AMBAK ini.
Kok, Khubah Jum'at? Apa hubungannya?
Begini, ini rahasia kaum Muslimin laki-laki ya ..., Muslim perempuan tidak akan mengetahuinya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap mendengarkan khutbah saat salat Jum'at, penyakit ngantuk menyerang. Bukan sesuatu yang aneh, jika di sebuah mesjid saat Khutbah Jum'at, 10 persen jamaahnya menundukkan kepala, bukan karena khusyu mendengarkan isi khutbah, melainkan karena mengantuk.
Saya kemudian bertanya pada seorang Ustad, bagaimana caranya supaya saat mendengarkan Khutbah Jum'at tidak mengantuk. Ustad kemudian menjawab, bahwa setiap sebelum memasuki masjid untuk salat Jum'at, kita harus memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dari isi Khutbah Jum'at. Baik itu berupa ilmu, pengetahuan atau sekedar informasi. Pokoknya, ada sesuatu yang baru yang didapat dari apa yang disampaikan Khotib.
Dengan adanya keinginan mendapatkan sesuatu yang baru dari isi Khutbah Jum'at, dijamin sejak Khotib membacakan doa pembuka, kita akan fokus mendengarkan isi khutbah, mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan Khotib, sampai khutbah selesai. Bila perlu, ini kata Ustad lagi, kita membawa kertas dan ballpoint untuk mencatat materi khutbah, terutama bagian-bagian yang baru itu.
Implementasi AMBAK saat mendengarkan Khutbah Jum'at ini kemudian saya lakukan. ternyata nasihat dari Ustad tersebut terbukti. Sekarang, setiap mendengarkan Khutbah Jum'at, mata saya selalu terjaga, saya memperhatikan apa yang disampaikan Khotib, dan bersiap untuk mendapatkan sesuatu yang baru dari khutbahnya. Mata saya terus terjaga sampai khutbah berakhir, walaupun kemudian ternyata saya tidak mendapatkan sesuatu yang baru. Karena, isi khutbah yang disampaikan telah saya ketahui sebelumnya.
Dari kasus Khutbah Jum'at itu, saya semakin yakin bahwa dengan menerapkan AMBAK setiap melakukan pekerjaan atau aktivitas, akan membuat saya semakin termotivasi untuk melakukan sesuatu itu dengan benar.