Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Terbanyak

4 Agustus 2020   13:27 Diperbarui: 4 Agustus 2020   13:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa ketua RW setuju dengan Haji Ridwan, bahwa jembatan harus segera diperbaiki. Walaupun, mereka tidak tahu darimana biayanya. Sebagian lagi menyatakan, sebaiknya perbaikan jembatan ditunda dulu, dengan alasan belum ada dananya. Hampir satu jam tidak juga bisa diambil satu keputusan.

"Begini saja Pak Lurah," Agak keras Haji Ridwan sambil berdiri, suasana riuh silang pendapat pun reda. Ingin tahu apa yang akan disampaikannya. "Karena ini menyangkut hajat semua warga kampung Cibiru, sebaiknya kita mengajak mereka untuk memberikan pendapatnya."

Usul Haji Ridwan ini kemudian disetujui. Bukan karena mereka sudah deadlock, satu jam lebih tidak dicapai kesepakatan. Tetapi, karena memang keputusan memperbaiki jembatan ini harus melibatkan semua warga.

Karena tidak mungkin mengumpulkan semua warga dalam satu ruangan, maka diputuskan hanya kepala keluarga, yang jumlahnya sekitar 200 orang, yang berhak memberikan suaranya. Pengambilan keputusan akan dilaksanakan lima hari ke depan di aula kelurahan. Setiap ketua RW ditugaskan untuk mensosialisasikannya kepada warganya masing-masing, dengan opsi pilihan: setuju perbaikan jembatan atau tidak setuju.

Esoknya, Pak Entang, ketua RW 05 menelepon Pak Komar, juragan buah dan pemilik toko bahan bangunan terbesar di Cibiru. Memberi tahu akan ada pengambilan suara terkait rencana perbaikan jembatan.

"Berarti kalau nanti jadi diperbaiki, jembatan untuk sementara tidak bisa digunakan dong?" tanya Pak Komar.

"Betul Pak. Menurut perhitungan mahasiswa ITB yang anaknya Pak Hendi itu sih, perbaikan jembatan memerlukan waktu lebih dari satu bulan," jelas Pak Entang.

"Waduh ciloko dong, omsetku bisa turun, usahaku bisa mati ini."

"Makanya saya nelpon bapak. Kalau memang diperlukan saya dan kawan-kawan ketua RW bisa mengkondisikan." Pelan Pak Entang bicara namun dengan penegasan saat bilang 'mengkondisikan'.

"Kau atur lah! Aku siapkan uangnya."

Senyum menghias wajah Pak Entang, sederet angka sudah terbayang dalam kepalanya. Tak mau berlama-lama, dia langsung menelepon beberapa ketua RW. Dari 11 RW, ada 7 ketua RW yang menurutnya 'bisa dikondisikan'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun