Istilah tersebut juga muncul karena problem profesionalisme masyarakat pers sendiri, baik kualitas pers, perusahaan pers dan masyarakat yang belum cerdas memahami pers.
Dalam istilahnya, ada tiga kategori wartawan yang akan disampaikan, pertama wartawan bodrek atau gadungan, lalu wartawan amplop dan wartawan profesi ganda.
Wartawan Bodrek
Istilah ini sering dipakai dan sampai saat ini masih muncul dikalangan pers atau wartawan. Ini tentunya menjadi momok menakutkan para pers yang benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya secara baik.
Sebab, wartawan bodrek ini tentu saja dalam buku itu disebutkan bukan wartawan.
Cirinya adalah
1. Menunggangi pers untuk kepentingan pribadi atau golongan.
2. Hanya modal kartu pers
3. Hanya menulis terbitan satu atau dua edisi, jika sekarang online hanya beberapa tulisan dalam satu pekan.
4. Mendekati narasumber dengan alasan wawancara tapi berujung permintaan uang.
5. Berujung pada pemerasan.