Di saat senja mengkhianatinya sore itu
Dia menjadi termangu dan bisu
Aku sungguh meninggalkan jejak kelu di lidahnya
Kehilanganku merampas eksistensinya yang sekarang terasa semu
Padahal dia tak berhenti merayu
Dengan segala polemik yang menyerbu
Hartanya dirampas, alamnya dibabat,
Tubuhnya menjadi cemar
Namun jeritan hatinya tampak sirna
Dihengkang oleh keegoisanku
Pandangannya mulai rabun dihadang banjir yang dahsyat
Aku pun lenyap sesaat dengan kedegilanku
Tanpa sebab yang menentu aku meninggalkannya
Tiada niat untuk menyelipkan surat di bukunya
Aku adalah aku yang egois
Rintihan ibu pertiwi tak kuhiraukan
Hingga membuatnya tak berhenti melara dalam duka
Aku malah acuh tak acuh dan memilih untuk menghindar
Sepertinya aku perlu mempelajari fenomenologi
Agar menyadarkanku dari rasa penakutku
Dan membuat aku jera untuk acuh tak acuh
Terhadap rintihannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI