Mohon tunggu...
Urbanus Rohit
Urbanus Rohit Mohon Tunggu... Mahasiswa - we must study hard

Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintihan Negeri yang Tak Kuhiraukan

11 September 2021   12:00 Diperbarui: 11 September 2021   12:00 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di saat senja mengkhianatinya sore itu

Dia menjadi termangu dan bisu

Aku sungguh meninggalkan jejak kelu di lidahnya

Kehilanganku merampas eksistensinya yang sekarang terasa semu

Padahal dia tak berhenti merayu

Dengan segala polemik yang menyerbu

Hartanya dirampas, alamnya dibabat,

Tubuhnya menjadi cemar

Namun jeritan hatinya tampak sirna

Dihengkang oleh keegoisanku

Pandangannya mulai rabun dihadang banjir yang dahsyat

Aku pun lenyap sesaat dengan kedegilanku

Tanpa sebab yang menentu aku meninggalkannya

Tiada niat untuk menyelipkan surat di bukunya

Aku adalah aku yang egois

Rintihan ibu pertiwi tak kuhiraukan

Hingga membuatnya tak berhenti melara dalam duka

Aku malah acuh tak acuh dan memilih untuk menghindar

Sepertinya aku perlu mempelajari fenomenologi

Agar menyadarkanku dari rasa penakutku

Dan membuat aku jera untuk acuh tak acuh

Terhadap rintihannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun