Mohon tunggu...
Unu Nurahman
Unu Nurahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Leuwimunding Kabupaten Majalengka dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas April Sumedang

Guru Penggerak Angkatan 2 Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 dan 9 Sie, Humas Komunitas Guru Penggerak Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Satu Abad Tragedi Pembunuhan Presiden Amerika Serikat William Mc Kinley

22 September 2021   02:21 Diperbarui: 22 September 2021   02:45 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS William McKinley Ditembak di Buffalo, New York pada 6 September 1901. Sumber foto: tribunnewswiki.com

Mengenang Satu Abad Tahun Tragedi Pembunuhan Presiden Amerika Serikat William McKinley 

14 September 1901

Kematian McKinley yang merupakan tragedi ke-3 pembunuhan Presiden AS mendapat simpati dan belasungkawa yang mendalam dari rakyat AS dan dunia internasional.

Pada 06 September 1901 rakyat Amerika Serikat dikagetkan oleh berita penembakan Presidennya ke-25, William McKinley yang sedang sedang menghadiri pameran Pan-Amerika di New York oleh Leon Czolgosz; seorang imigran Polandia berusia 28 tahun. 

Setelah mendapat perawatan medis di Buffalo Hospital selama 8 hari, Presiden McKinley meninggal tepat pukul 02.15 pagi 14 September 1901 dan pada sorenya Wapres, Theodore Roosevelt disumpah menjadi Presiden Amerika Serikat ke-26.

Penembakan McKinley, Presiden AS ke-25 merupakan tragedi yang ke-3. Sebelumnya,  Presiden AS ke-16 Abraham Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth pada tanggal 14 April 1865 dan meninggal besok harinya. 

16 tahun kemudian tepatnya tanggal 02 Juli 1881, James Abram Garfield, Presiden AS ke-20 ditembak oleh Charles J Guiteau, Garfield meninggal 19 September 1881 karena luka bekas penembakan yang dilakukan oleh Guiteau.

Mendiang McKinley bukan saja mendapatkan simpati dan belasungkawa yang mendalam dari rakyat AS sendiri tetapi dari dunia internasional. Raja raja di Eropa seperti Raja Edward VII dari Inggris mengumumkan hari berkabung nasional untuk mengenang kepergian McKinley.

Investigasi Kepolisian

Selama beberapa hari Leon Czolgosz, ditahan oleh kepolisian Michigan. Dari interogasi kepolisian diketahui bahwa Czolgosz merupakan pengikut gerakan anarkis Amerika dan penganut sosialisme. 

Oleh karena dalam pengembangan kasusnya, kepolisian Chicago menangkap tokoh tokoh politik radikal, dan beberapa orang staf surat kabar anarkis "Free Society'. 

Czolgosz mengakui pidato Emma Goldman, seorang tokoh anarkis yang paling mempengaruhi keputusannya untuk membunuh McKinley. Goldman sendiri ditahan pada 10 September 1901.

Berkas kasus Czolgosz kemudian diajukan  ke pengadilan pada tanggal 23 September 1901. Dari persidangan diketahui bahwa dia tidak pernah pernah merasa menyesal membunuh McKinley dengan revolver Iver-Jhonson kaliber 32 karena menganggap McKinley sebagai musuh rakyat dan kepala pemerintahan yang korup. 

Czolgosz terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati dengan kursi listrik pada 29 Oktober 1901.

Biografi McKinley

Seperti dilansir dari history.com, McKinley lahir di Niles-Ohio pada 29 Januari 1843 dari pasangan William McKinley Sr dan Nancy McKinley. 

McKinley muda bersekolah di Allegheny College dan kemudian sempat menjadi guru. Ketika perang sipil pecah pada tahun 1861, McKinley memasuki dinas militer dan menjadi staff Kolonel Rutherford B. Hayes yang kemudian menjadi mentor politik sekaligus teman sepanjang hidupnya.

Setelah perang selesai, McKinley belajar ilmu hukum dan membuka praktek sendiri di Canton. McKinley menikahi Ida Saxton, putri seorang bankir lokal pada tanggal 25 Januari 1871. Dari pernikahan ini lahir 2 anak perempuan Katherine dan Ida.

Ketika Rutherford B. Hayes terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-19 pada tahun 1876, McKinley juga berhasil memenangkan pemilihan Anggota Kongres. 

Setelah terpilih menjadi Gubernur Ohio pada tahun 1890, McKinley yang diusung partai Republik meraih kemenangan dalam pemilihan presiden dan kemudian disumpah menjadi Presiden Amerika Serikat ke-25 didampingi Wapres Garret Hobart pada tahun 1896. 

Pada pemilihan presiden berikutnya tahun 1900, McKinley kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. 

Isu utama yang diangkat dalam kampanye pilpresnya yaitu menaikkan tarif perlindungan untuk mempromosikan industri Amerika, dan mempertahankan emas sebagai standar dalam penolakan kebijakan moneter ekspansif perak bebas serta mengembangkan imperialisme yang sangat ditentang oleh William Jennings Bryan, pesaingnya dari Partai Demokrat.

Imperialisme AS di masa McKinley

Pada bulan Januari 1898, Rakyat Kuba mengadakan pemberontakan untuk memerdekaan diri penjajahan Spanyol. McKinley mengirim kapal perang USS Maine berbobot 6000 ton untuk melindungi kepentingan orang Amerika Serikat ke Havana. 

Pada tanggal 15 Februari 1898, kapal perang tersebut meledak dan tenggelam serta menewaskan 260 dari jumlah 400 kru kapal. Tim penyelidik AL Amerika Serikat menyimpulkan USS Maine diledakkan oleh ranjau.

Kegagalan penyelesaian diplomatik terhadap kasus USS Maine, kerugian investasi Amerika Serikat, dan penindasan brutal Spanyol terhadap pemberontak Kuba semakin memperburuk hubungan Amerika Serikat dan Spanyol.

Pada 25 April 1898, Presiden William McKinley mengumumkan perang terhadap Spanyol sebagai balasan atas pernyataan perang Spanyol kepada Amerika Serikat sehari sebelumnya. 

Armada Amerika Serikat dibawah pimpinan Laksamana George Dewey dan William Sampson berhasil menghancurkan armada Spanyol dalam perang 100 hari. 

Sesuai dengan perjanjian perdamaian Paris yang ditandatangani pada tanggal 10 Desember 1898, Spanyol harus meninggalkan Kuba dan menyerahkan Puerto Rico, Guam dan Filipina kepada Amerika Serikat.

Hawaii resmi menjadi provinsi ke-50 Amerika Serikat pada 12 Agustus 1898. Sebelumnya, McKinley mengirim kapal penjelajah USS Boston dengan 162 personel AL dan Korps Marinir untuk menggulingkan pemerintahan kerajaan Hawaii yang waktu itu dipegang oleh Ratu Lili'uokalani.

Refleksi

AS sering mendeklarasikan diri sebagai negara pelopor dan penegak demokrasi moderen di Dunia. Ironisnya, ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan sering dilakukan dengan membunuh Presiden.

Tragedi McKinley tentunya memberikan pelajaran yang berharga bagi AS untuk mengkaji metode/prosedur pengamanan presiden, meningkatkan kemampuan personel pasukan pengamanan, memperketat pengawasan terhadap gerakan anarkis dan memperketat ijin kepemilikan senjata.

Rest in Peace, Mr President.

Oleh UNU NURAHMAN | 14 September 2021

Sumber:

thoughtco.com

history.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun