Mohon tunggu...
Untung Sudrajad
Untung Sudrajad Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Hobi membaca artikel Ekonomi dan Politik, Novel, Cerpen dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pengaruh Perempuan dalam Kontestasi Pilkada 2024 dan Tantangan yang Dihadapi

4 September 2024   20:00 Diperbarui: 4 September 2024   20:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, partai juga berfungsi sebagai platform untuk memperjuangkan isu-isu gender dan mendorong kebijakan yang pro-perempuan.

Namun, tidak semua partai politik di Indonesia memiliki komitmen yang kuat terhadap keterwakilan perempuan.

Beberapa partai masih terjebak dalam politik patriarki, di mana perempuan sering kali hanya dijadikan pelengkap atau alat untuk memenuhi persyaratan kuota tanpa diberi kesempatan yang sama untuk bersaing secara adil.

Dalam konteks ini, penting bagi perempuan untuk tidak hanya mendapatkan dukungan formal, tetapi juga dukungan substantif dari partai politik, termasuk akses ke sumber daya, pelatihan, dan jaringan politik.

Tantangan yang Dihadapi Perempuan dalam Kontestasi Pilkada

Meskipun ada tren positif, perempuan yang maju dalam kontestasi Pilkada masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah stereotip gender yang masih kuat dalam masyarakat.

Banyak yang masih meragukan kemampuan perempuan untuk memimpin, terutama dalam konteks politik yang sering kali didominasi oleh laki-laki. Stigma ini bisa menjadi hambatan signifikan bagi perempuan yang ingin maju dalam Pilkada.

Selain itu, perempuan calon kepala daerah sering kali menghadapi tantangan dalam hal pendanaan kampanye. Dalam politik Indonesia, sumber daya finansial merupakan faktor penting yang menentukan sukses atau tidaknya seorang kandidat.

Perempuan sering kali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap sumber daya ini dibandingkan dengan rekan laki-laki mereka, yang sering kali sudah memiliki jaringan bisnis dan politik yang lebih luas.

Tantangan lain adalah adanya kekerasan politik berbasis gender, baik dalam bentuk fisik, psikologis, maupun verbal. Perempuan dalam politik sering kali menjadi sasaran kampanye negatif yang menyerang integritas pribadi mereka, bukan kapabilitas atau program yang mereka tawarkan. Ini bisa mengurangi minat perempuan untuk terjun ke dunia politik atau bertahan di dalamnya.

Masa Depan Partisipasi Politik Perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun