Maka pejah gesang derek  mawon atau mencari aman saja. Maka semuanya diserahkan ke diri sendiri, apalagi sekarang pada masa pandemi covid-19 dimana kondisinya jauh lebih sulit.
Karena semakin lama bertahan maka usia pun akan bertambah dan pilihan-pilihan kesempatan atau peluang menjadi lebih terbatas. Apalagi kalau bagi orang lama telah mempunyai anak dan istri maka segala resiko dihitung dan ditata agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.
Jadi bagi yang muda-muda yang baru lulus memang kalau terpaksa masuk ke lembaga yang demikian maka cukup 1 atau 2 tahun untuk menimba ilmu disana sambil melihat peluang lebih baik.Â
Jangan sampai  memakai kacamata kuda karena terhegemoni oleh pemikiran tertentu sehingga kadang melupakan akan nasib sendiri dimasa yang akan datang.
Kita hendaknya teringat oleh peringatan seorang ulama yang mengatakan bahwa kita dilarang menjadi lilin, dimana dia menerangi tetapi malah dirinya yang terbakar. Maka kita sebagai manusia  yang diberi akal oleh sang pencipta untuk selalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan.
Apalagi di era post-truth dan era pemujaan materi ini  yang serba semuanya diukur oleh materialisme maka mungkin kita bisa menjadikan adigum dalam politik "tidak ada teman dan kawan yang abadi" maka membuat kita selalu waspada akan janji orang tertentu yang mungkin  berjanji demi kepentingannya dirinya akan dengan mudah melupakan janji tersebut.
Demikian pengalaman ini saya tulis agar menjadi pelajaran  bagi generasi muda para lulusan baru perguruan tinggi agar pandai-pandai dalam menentukan profesi dan tempat kerja yang akan ditempuh untuk menyongsong masa depan Anda kelak.Â
Tapi mungkin ini adalah pengalaman subyektif yang bisa jadi salah, walaupun mungkin sebagian  yang lain ada sisi benarnya, maka saya kembalikan lagi ke lubuk hati nurani masing-masing untuk melangkah. Anggap saja ini sebagai tulisan remeh temeh, tidak usah dipandang serius hehehe........
Untung Dwiharjo, Â Alumnus Fisip UnairÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H