"Ada yang bisa dibantu?"
"Maaf Bapak saya mau bertemu dengan Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina."
"Mbak dari mana?"
"Dari Kompasiana."
Naaah, aku dengan pedenya memperkenalkan diri dari Kompasiana. Maafkan, padahal menulis pun aku masih suka-suka, hehe. Tak apalah, setidaknya aku tak lupa Kompasiana sebagai rumah kedua, ya kan hehe.
Opa pun langsung berdiri menyambut. Jelas beliau masih bertanya-tanya, siapa? Sebab baik di Kompasiana maupun profil WA tak terpasang wajahku di sana, hehe. Saat aku sebut Ummu El Hakim, beliau langsung ingat, Masya Allah luar biasa. Padahal aku jarang nulis kan? Begitupun dengan Oma saat aku hampiri, Oma pun berkata,
"Ya, Oma ingat dengan Ummu El Hakim."
Jujur ini merupakan hal yang luar biasa secara Ummu El Hakim jarang sekali menulis di Kompasiana. Bahkan sehari menulis, entah kapan lagi, bisa seminggu atau bahkan sebulan kemudian, dan seperti itulah ritmenya, hihi.
Saat aku kenalkan si bungsu pada Oma beliau langsung faham, jikalau aku masih repot dengan urusan anak-anak. Oma lanjut berpesan,
"Oma tunggu tulisannya lagi ya dan tetaplah menulis."
Aiiih maknyees dan langsung meleleh. Seperti dapat suntikan semangat dari senior hebat. Meski lagi-lagi jari ini tak langsung bisa gercep mengeksekusi. Setidaknya berseliweran rencana, tentu ada.