"Iya betul Mbak, coba saya carikan nggih karena untuk nama yang Mbak sebutkan tadi tidak tercantum dalam daftar hari ini."
Aku dan si bungsu menunggu, namun jantungku mulai berdebar, jam menunjukkan pukul 13.10 artinya sudah hampir bergulir mendekati setengah dua. Gimana kalau belum ketemu Opa dan Oma? Hiks.
"Mbak gak ada yang namanya Pak Tjiptadinata, sudah saya tanya hingga ke pojok sini dan sana. Kalau untuk ruangan sebelah sana sudah di pesan atas nama Waskita Reiki."
Karyawan tersebut menunjuk ruangan tengah yang ada di sudut dalam. Sempat terlintas nama Waskita Reiki tapi aku lupa kalau pendirinya adalah Opa, hiks. Maklum saat itu menyandang status "terburu-buru", ambyar sebagian ingatan hehe.
Untung aku masih punya jurus selanjutnya, menunjukkan foto Opa kepada karyawan.
"Nah orangnya seperti ini Mas, barangkali ada tamu seperti dalam foto ini?"
Aku menunjukkan foto profil WA Opa. Petugas terlihat mengernyitkan dahi.
"O kalau Bapak ini saya tau Mbak tapi gak tau namanya, itu yang pesan ruangan atas nama Waskita Reiki."
"Oh gitu nggih, baik bisa antar saya ke sana?"
Lagi lagi aku melirik jam di dinding ruangan itu. Ya Allah masih terus menuju setengah dua. Aku bergegas mengikuti karyawan tadi bersama si bungsu.
Di pintu masuk ruangan sudah ada seorang bapak yang menyambut, bukan Opa. Tapi aku langsung bisa menemukan Opa dan Oma dalam ruangan yang sama. Masya Allah.