"Ibuuu besok aku dikirim mie instant yang sudah digoreng yaa, huumm...." Suara si sulung terdengar berbisik dari ujung telpon yang begitu riuh dan berisik. Celetuk ala anak-anak, berusaha merajuk hati emak.
"Oh tidak bisa!!!" Jawabku tegas.
"Kan kemarin sudah ada noodle day bareng Ustadz, sudah cukuuup. Dibatasi ya...."
"Itu udah lama, beberapa minggu kemarin kan bu... Aku mau lagi."
"Gak bisa sering-sering dong Nak, dijeda agak lamaan...."
"Ya udah, kalo snack yang bunder-bunder pedes gimana Bu? Biar rame kriuk-kriuk."
"Hdeeeh apa lagi ituu, enteng di perut banyak zat pengawet juga."
Kami mencoba tak lengah, berusaha menyikapi. Ceramah pun dimulai. Menggunakan nada khas emak-emak, si sulung pun mendengarkan dan akhirnya menurunkan intonasi, bersiap menyerah.
"Iya deh bu diganti aja, gak apa-apa. Terserah ibu...."
"Naaah gitu dong anak sholihnya ibu. Besok dikirim buah aja yaa nak, silahkan dibagi-bagi...."