Kiranya itulah caraku berdamai dengan nyali. Demi mengeluarkan satu kata "berani" dari dalam diri. Barangkali terlampau sulit meski teramat sederhana. Namun aku berusaha melakukannya.
Satu cerpen akhirnya berhasil aku tuliskan. Mengurai sebentuk pembelajaran. Apa pun hasilnya aku tak peduli. Dalam sastra tak ada kata rugi. Belajar merupakan bagian yang wajib ditapaki. Bagaimana pun bentuk usaha harus dihargai oleh diri.
"Petuah Yang Terulang" adalah cerpen pertama. Tak kusangka sempat menjadi artikel utama. Alhamdulillah, kusyukuri sebuah usaha yang nyaris kuabai keberadaannya.
Aku sangat yakin, ini bukan soal aku sudah bisa. Namun terlebih karena sebuah keberanian mencoba! Dan yang pasti dukungan teman pun sahabat yang kerap mendampingi. Pada akhirnya aku bisa berdamai dengan nyali.
Niek~
Jogjakarta, 4 Februari 2020