Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Event Semarkutiga] Tips Berdamai dengan Nyali

4 Februari 2020   19:06 Diperbarui: 4 Februari 2020   21:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan dilihat dari sudut negatifnya dulu ya Sobat. Nekat memang sekilas terlampau cepat dalam melanjutkan sebentuk niat. Namun dengan cara "nekat" inilah nyali bisa lekas terkendali. Pun kata "berani" spontan keluar dari persembunyian diri.

Rupanya nekat memiliki daya pikat yang lumayan hebat. Ketika berada di tengah ujian yang begitu berat. Nekat menjadi senjata tuk bulatkan tekad. Menuju jenjang berikutnya yaitu "semangat".

Semangat

Nah, inilah inti dari sebuah proses usaha. Ketika kita memutuskan untuk melakukan satu tindakan. Semangat merupakan kawan yang harus senantiasa disematkan.

Tanpa semangat, kiranya usaha tak akan bisa berdiri tegak. Dan tujuan pun akan sulit untuk didapat. Menyemangati diri sangat penting dilakukan agar energi positif terus dan tak putus dialirkan. Menjadi hal terindah jikalau bisa memelihara semangat di setiap usaha yang dilakukan.

Memberi nutrisi pada usaha yang ditapaki tentu saja sangat berguna agar terjaga keseimbangan antara input dan hasil akhir yang didapatkan. Dan kiranya semangat adalah nutrisi yang tepat.

Hajaaaar!

Ini merupakan jargon yang kerap disebut-sebut Pak Guru Zaldy. Ada sisi menarik dari jargon ini. Bukan menghajar orang lo ya, hehe. Namun lebih pada menghajar dalam kebaikan.

Hajaaaar! Tak mengenal bentuk kesalahan. Tidak pula luput dari pembenaran. Yang pasti "hajaaaar!" menjadi cambuk agar diri tak takut menghadapi sebentuk cobaan. Salah dan benar bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan.

Jadi intinya bertemanlah dengan kesalahan. Lambat laun kebenaran akan hadir dengan sendirinya di tengah usaha. Pun proses pembelajaran yang dilakukan. Jadi tunggu apa lagi, hajaaaar saja! Hehe.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun