Namun sepertinya banyak manusia yang terlupa. Tergoda gemerlap kecanggihan masa kini yang menyilaukan mata. Di jaman sekarang semua serba dimudahkan.
Pun teknologi rupanya telah membuat kita banyak melakukan kekhilafan. Begitu berharganya arti sebuah kebersamaan dalam kekurangan. Sehingga akan dapat senantiasa terbalut dalam rajut kesyukuran.
Kerap kita mengeluh di tengah kegelapan. Tersebab kita tlah terbiasa dimanjakan dengan teknologi penerangan. Coba bayangkan hidup di jaman perang. Jangankan lampu mewah, pelita pun menggunakan arang.
Namun tak didengungkan semburat kekecewaan. Yang ada semangat pun penerimaan tak pernah dipadamkan. Sungguh bertolak belakang dengan kehidupan sekarang. Apapun sudah terlilit kata "nyaman".
Pohon tumbang pun kerusakan jaringan listrik yang diakibatkan karena hujan lebat. Barangkali hanya sekedar musabab. Diantara puing puing ciptaan-Nya yang terhebat.
Rupanya alam tengah mengajak kita tuk berpikir. Bukan malah mangkir. Entah apa yang kerap terpikir. Tentang keadaan yang terjadi sebaiknya tak menyingkir. Justru inilah saatnya kita bermuhasabah diri. Bagaimana tatkala Dia mencabut nikmat yang diberi.
Ini sebuah bencana yang tentu ada hikmah istimewa dibaliknya.
Menikmati malam diantara temaram pelita. Mampu pertahankan asa disehampar gulita. Kegelapan tak pernah sembunyikan aksara rasa.
Niek~
Jogjakarta, 11 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H