Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Dua Batas: Catatan Ketiga Jelajah Kalimantan Etape III

29 Januari 2016   08:23 Diperbarui: 4 Februari 2016   11:18 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Risers antusias menggali informasi di perbatasan

Apalagi yaa. Yang Keren, polisi Indonesia. Pakaiannya menurut saya. Cucok. Kalau di Malaysia, kayaknya bukan Polisi malah kesannya kayak Satpam kalau di Indonesia. Yang jaga border pakai rompi dan seragam. Kalau di Indonesia mah, Brimob dan tentara. Eh tapi, bisa jadi, kita yang ke-lebay an. Soalnya banyak orang kita itu takutnya lihat seragam. Bukan peraturan. Nah loh.

Namun, perbedaan yang lucu-lucuan di atas itu sebenarnya tak pernah jadi masalah loh.

Antara Malaysia dan Indonesia ngga ada problem. Cuma emang banyakan TKI Indonesia yang melintas ke Malaysia. Sebaliknya, dari Malaysia orang ke Indonesia cari Puskesmas kali hehe. Pusat Kesenangan Mas-mas. Ini sisi jelek dua-duanya. 

Selesai berpuas dengan selfie dan foto di berbagai sudut di bagian Malaysia,  kami kembali ke sisi Indonesia. Di tengah keduanya adalah Zona Bebas. Jangan bayangin zona kayak di fim-fim perang ya. Soalnya ini cuman sekitar 50 meter persegi deh.

Foto bersama para risers di perbatasan (foto : DRE)

Di serem-seremin katanya ga ada hukum yang berlaku. Ya iya. Tapi apa iya seumur idup di 50 meter persegi. Pasti ke Malaysia or Indonesia hahaaha..

Siang nya kami makan siang. Waktu yang tepat untuk mencari anak-anak di perbatasan tuk bagikan buku. Setelah sholat dan makan siang, kami mencari anak-anak disekitar. Tak perlu susah, ternyata mereka banyak berkumpul di sekitar.

Seru! Buku-buku direbutin. Sayang jumlah anak ngga sepadan dengan jumlah buku yang ada. Jadi, mereka memelas meminta, mau om, mau om, bukunya..

Anak-anak Entikong antusias membaca buku (foto : riser 1)

Bagaimana lagi, kami sudah kehabisan stok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun