Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengukur Tol Cipali, Mengukir Prestasi Negeri

3 Agustus 2015   23:43 Diperbarui: 3 Agustus 2015   23:43 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Misalnya, jalur pantura Indramayu ke arah Cirebon, Jawa Barat. Lalu lintas lengang pada saat arus mudik. Bahasa saya, jadi “manusiawi”. Padahal, dulu kawasan tersebut sudah langganan macet saat Lebaran. Motor leluasa memacu kendaraan di aspal mulus, serasa tengah malam bermotor naik ke Puncak, Bogor hehe..

Berdasarkan informasi dari CNN Indonesia, jumlah pemudik tahun 2015 ini berjumlah 6.532.403 orang, meningkat dari jumlah pemudik jabodetabek tahun lalu sebesar 5.750.854. Secara makro, jumlah pemudik di seluruh Indonesia mencapai 20 juta orang, meningkat dibanding tahun 2014 sebanyak 19 juta.

 tol cikopo yang ramai, ketika kami "ukur", belum lagi pas mudik nanti

Gerbang masuk tol dengan disapa petugas yang ramah, menjadikannya salah satu "ukuran sosial" yang ada pula. Bagaimana sebagai mahluk yang homo homini sucius, kita harus ramah dan bersosialisasi. Kesiapan personel mulai PMK, Kepolisian, mobil derek menjadi salah satu keunggulan bagaimana aspek sosial ekonomi lingkungan dimaksimalkan.

 

petugas tol di pintu masuk Cikopo dengan ramah membantu setiap pengemudi, termasuk bis kami

 

sementara kami di dalam bis, dikawal Patwal Polisi di depan, uhuyy kereen

Mengenai banyaknya kecelakaan, mari kita evaluasi. Rata-rata karena kelalaian pengemudi akibat lelah ngantuk. Walau demikian, antisipasi tambahan dari pengelola Cipali perlu. Misalnya pita pengejut, CCTV, lampu penerangan jalan, dan pagar agar tak ada hewan liar masuk ke Cipali harus dilakukan. Tidak perlu anti kritik.

Berbincang tentang kritik, ada satu hal yang mungkin sepele tapi cerminan Kementerian PUPR tak anti kritik. Di suatu obrolan santai ala-ala blogger, Menutur pak Wisnu dari PT LMS dan juga Pak Velix Wanggai, Direktur Komunikasi Kementerian PUPR, dulu, namanya bukan Cikopo-Palimanan loh. Tapi Cikampek-Palimanan. Singkatan sih sama.

Cek deh Google kalau ngga percaya. Karena masukan pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan argumen ruas pertama itu masuknya Cikopo bukan Cikampek, maka no problem, argumennya didukung data wilayah kok. Done. Ganti.

Ini contoh kecil tapi bermakna bagi saya, blogger. Karena kami blogger jarang diberi ruang untuk kritik saran.  Alhamdulillah, beberapa kali event bersama Kemnterian PUPR ini, kita bisa leluasa mengulas, mengkritik konstruktif. Yuk lanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun