Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengukur Tol Cipali, Mengukir Prestasi Negeri

3 Agustus 2015   23:43 Diperbarui: 3 Agustus 2015   23:43 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Food court yang bersih dan rapi di rest area

Pertama, tentang pedagang sebelum dan sesudah Cipali. Rest Area di cipali ternyata menampung pedagang yang dulu loh. Walau tidak bisa semua tentu. Tapi ini upaya yang keren kalau menurut saya. Sisa pedagang pun juga dialokasikan ke tempat yang justru lebih layak ketimbang yang dulu. Menarik, pemain kuliner besar terbatas aksesnya di Cipali, dan pedagang lokal bisa berdagang di “negeri sendiri”.

Kios Angkringan yang dikelola Pedagang Kecil

Salah satu Rest Area di Cipali yang sudah beroperasi

Kedua, dengan arus kendaraan pribadi roda empat masuk Tol Cipali, maka kendaraan roda dua bisa aman mudik, aman berjalan. Kecelakaan pun bisa ditekan. Oke, ada 56 kecelakaan di Cipali. Tapi itu lumayan kecil, dibanding ruas Pantura yang jika kecelakaan bisa beruntun, bisa banyak pula motor yang kena. Sebagai wong cilik, motor untuk mudik menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut komuter perantau buruh ke ibukota di negeri yang kita cintai ini.

Beban Pantura teralihkan 40%, menurut Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Condro Kirono, dan diperkuat oleh konfirmasi Kementerian Perhubungan. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan bahwa tahun ini “merata”. Artinya, Pantura “sepi” dalam arti sepi kecelakaan, tidak macet banget, tidak stuck dan bottle neck. Lalu Cipali, wajar saja ada antrian panjang namanya Mudik di Indonesia. Manusia rantau dimana-mana. Sistem masih manual dan lajur ngga bisa banyak.

Perekonomian, tak menjadi lesu. Malah menggeliat. Dengan persaingan yang lebih manusiawi. Pedagang di Pantura lebih enjoy jajakan dan di Cipali, juga kecipratan rejeki baru di rest area dan pusat pintu gerbang pun bisa jadi ajang berjualan. Jadi dobel.

 

"Biarlah" Tol Cipali Macet!

Beberapa waktu lalu, arus balik dan arus mudik telah menjadikan tol Cipali macet. Menurut beberapa berita, ini terjadi karena kurang efisiennya pembayaran. Mungkin karena GTO belum ada. Dan 7 ruas gerbang tol masih belum mampu layani puncak arus mudik. Yach, satu pekan dua pekan tak masalah, yang penting ada masalah besar teratasi.

Beban Pantura berkurang. Kecelakaan pemudik motor di pantura berkurang drastis. Kenyamanan pemudik wong cilik naik motor terasa banget. Santai. Di tol, asal berhati-hati, pun bisa santai Mudik Lewat Cipali. Tips nya ada di tulisan saya sebelumnya Ini yaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun